Author: Ummul Khairi
•Thursday, December 16, 2010

Seseorang yang hanya mengikuti arus tanpa mempertanyakan arahnya. Mereka berpikir tentang menang dan ia berpikir bagaimana cara berjalan. Berpikir cara menghabiskan makan sedangkan ia berpikir bagaimana cara menikmati makan. Segala yang ia butuhkan adalah terus berjalan walau ia tak tau siapa yang ditemui dijalan. Ia berjalan dengan arus acak agar mereka sulit menerka kenapa ia harus berjalan.


Untuknya yang kuingat selalu bersandar pada bebatuan menjulang. Memaklumat senja dengan sedikit torehan cerita dan terus berjalan kedepan tanpa memikirkan ada dua pasang mata yang mencerna tiap kata dibalik punggungnya

This entry was posted on Thursday, December 16, 2010 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

17 comments:

On December 16, 2010 at 7:11 AM , Meutia Halida Khairani said...

bahasanya bagus bgt ya.. saya sih suka menghabiskan makan dan menikmatinya.. jadinya kalo makan lamaaa

 
On December 16, 2010 at 7:40 PM , Ummul Khairi said...

Senasib kita nih Mba Meutia, saja juga kalo makan menikmati banget^^

 
On December 17, 2010 at 3:44 AM , Khoirul Huda said...

ya berjalan dengan tujuan yang jelas kan

 
On December 17, 2010 at 3:20 PM , Anonymous said...

terkadang hati lebih pintar dari mata, terkadang mata menipu hati, diantara jalan, kita tetap membutuhkan keduanya. antara mata dan hati

sehingga jadilah mata hati hehehe

sy suka post yang singkat diatas bang

 
On December 17, 2010 at 5:23 PM , Anonymous said...

Bagaimana seseorang bisa merasa tersesat, sedangkan seseorang tidak pernah tahu hendak ke mana?
*sokbijak.com*
//OOT//

 
On December 17, 2010 at 8:57 PM , Ummul Khairi said...

@Khoirul Huda: kadang, tidak perlu penjelasan dulu untuk berjalan. Yang penting jalan..

 
On December 17, 2010 at 9:01 PM , Ummul Khairi said...

@Marthaandival: Sepertinya nama depan saya masih bergelar perempuan =_="

 
On December 17, 2010 at 11:28 PM , Denuzz BURUNG HANTU said...

Iya, betul sekali... Sebaiknya kita tidak berjalan dengan mata tertutup, tapi dengan mata terbuka yang melihat tujuan di depan sana...

Salam BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

http://burunghantu.net

 
On December 18, 2010 at 4:59 PM , Ummul Khairi said...

@Tuan Adan: Itulah hidup, Nak *nepuk-nepuk bahu

Total decisionnya adalah berjalan. Karena, malu bertanya akan sesat di jalan *lho?

 
On December 18, 2010 at 5:06 PM , Ummul Khairi said...

@ Denuzz: Duh..Denuzz, dengan mata terbuka saja kadang kita bisa nyasar ke pasar,hehe.. *ngomong apa sih!

 
On December 20, 2010 at 1:16 PM , Anonymous said...

weiiits... mentep bener...

"ada dua pasang mata yang mencerna tiap kata dibalik punggungnya..." hihi, menghibur :-)

 
On December 20, 2010 at 3:35 PM , Aulia said...

semoga arus selalu searah dengan kita :)

 
On December 20, 2010 at 8:30 PM , Anonymous said...

Salam ukhti...

kalimat ini maksudnya apa yah?
"Semacam hawa jurnalis meunan *plak! "

muufh merepotkan :)

 
On December 20, 2010 at 11:24 PM , Ummul Khairi said...

@ Mas Dedi: Sila dinikmati Mas hiburan gratisnya :D

 
On December 20, 2010 at 11:26 PM , Ummul Khairi said...

@ Aulia: Jika itu penuh dengan kebaikan, arus akan selalu searah dengan kita. Gitu kan, Aulia? :D

 
On December 20, 2010 at 11:29 PM , Ummul Khairi said...

@ Bang Marthaandival: Waalaikumsalam, yaa..kok nyambung disini bang? Udah saya balas tuh di blognya :D

 
On December 21, 2010 at 9:56 PM , Anonymous said...

iya maaf, dah terlanjur terbawa arus nih. jadinya kemari.. untuk konfirm heh

sekali lagi mohon maaf