Author: Ummul Khairi
•Wednesday, October 26, 2011

Selalu ada kebahagiaan yang menelusup diam-diam. Meski jauh sekali. Meski kembali harus menunggu. Meski setahun lagi. Malam yang kuingat sepanjang lalu selalu memutar mozaik-mozaik lama. Malam ketika mata kupaksa terpejam demi sebuah nama. Malam diantara sepertiga bermunajat pada Al-Mulk. Malam yang tiada terlepas satu kata saja agar diberi ketetapan hati. Malam yang menjadi bisu dan kosong. Kemudian satu tubuh kaku rebah dalam kasur empuk. Di tengah hujan yang mengalir. Bahwa aku berharap untuk sejauh mungkin pergi. Berdua saja. Walau itu nanti, pada waktu-Nya, pada sebuah kekuatan, pada sebuah keabsahan, bersandar pada sebuah nama. Lalu aku tau dunia. Yang selama ini hanya terlihat indah dibalik jendela. Akan kuambil semua potongan mozaik lagi di dunia yang berbeda. Walau nanti. Walau itu nanti…

This entry was posted on Wednesday, October 26, 2011 and is filed under , , , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 comments:

On October 27, 2011 at 12:22 AM , Sam said...

masihhh... kata-katanya masih bahasakan misteri. saya cuma bisa mengartikannya sebagai harapan. yaa.. berharap pada harapan... dan semoga harapannya itu terkabul... :)

 
On October 30, 2011 at 2:32 AM , Anonymous said...

sekarang, hidupkanlah dulu dalam doa2...

 
On January 24, 2012 at 9:04 PM , Ummul Khairi said...

@sam: benar sam, saya berharap sesuatu dari kata-kata misteri itu :)

 
On January 24, 2012 at 9:06 PM , Ummul Khairi said...

@dhedi: saya hanya ingin berusaha lebih, lebih dari sebuah doa...