Author: Ummul Khairi
•Friday, January 20, 2012

" Kak Ai, hewan punya agama?"
"Hm, tumben adek nanya gitu"
"Pingin tau aja. Kalau kita lebaran, hewan tau gak?"
"Udah tidur terus, besok harus bangun pagi."

Semalam adik saya bertanya demikian. Menggelikan memang. Sekaligus membuat saya bertanya-tanya. Bukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Tapi mengapa adik perempuan saya bisa bertanya seperti itu. Kadang, pertanyaan-pertanyaan outstanding seperti itu sering diajukan oleh anak-anak. Seperti pertanyaan klasik yang satu ini. Dari mana datangnya adik bayi? Nah, jika kalian diberi pertanyaan seperti itu, bagaimana menjawabnya? Umumnya orang dewasa terlalu "berpikir keras" untuk memberikan jawaban yang tepat. Pertanyaan yang sama juga pernah ditanyakan oleh adik saya kepada mama. Saking tidak tau apa yang harus dijawab, pertanyaan itu dijawab sekedarnya saja oleh mama.

"Adek dikasih oleh Allah" adik saya masih penasaran,
"Jadi, Allah kasihnya dari langit? Jatuh dong nanti."
Da, sering kali rasa penasarannya harus usai secara terpaksa dengan mengalihkannya pada hal lain. Oh ya, adik saya juga pernah bertanya seperti ini
"Kak Ai, masa orang gede masih pakai pempers?" Saya yang sok pintar ini pun berdalih,
"Nanti waktu gede adek tau sendiri" percakapan selesai.

Mengenai pertanyaan, hewan punya agama atau tidak, tidak pernah saya tanyakan pada siapapun. Jangankan bertanya. Timbul pertanyaan seperti itupun tidak pernah. Untuk saya, seorang yang memiliki agama, pasti percaya dengan agama yang saya anut. Apapun agamanya (samawi), semua yang beragama pasti yakin ada kekuatan besar yang mengatur dunia beserta isinya. Bahkan satu lembar daun yang jatuhpun Tuhan tau, apalagi hewan. Apapun yang Diciptakan telah dijamin keberadaannya, eksistensi, juga rizkinya.

Sejatinya, seluruh manusia yakin akan keberadaan Tuhan. Hanya saja agamanya berbeda-beda sesuai keyakinan. Agama harus ada karena didalamnya terdapat aturan-aturan yang harus dipahami. Kebaikan mana yang harus didapatkan dan keburukan mana yang harus dijauhi. Jika seorang manusia telah memilih agamanya, pastinya manusia tersebut meiliki akal. Dan, akal inilah yang tidak ada pada hewan. Dan hal itu pula yang membedakan manusia dan hewan. Hewan hanya diberi naluri kehewanan. Seperti makan-minum, memakan-dimakan, melawan-mempertahankan, berkembang biak, berkelompok dan lain sebagainya. Jadi, kemampuan berpikir untuk terikat pada aturan agama itu tidak dititahkan Tuhan pada hewan. Sekali lagi, ini menurut keyakian saya sebagai makhluk beragama dan meyakini Al-Quran dan Hadits sebagai pedomannya.

Nah, dalam Al-Quran, ada beberapa hewan yang secara special disebutkan didalamnya. Seperti lebah, semut, laba-laba, dll. Allah ingin menunjukkan bahwa dari hewanpun manusia bisa belajar banyak. Lebah misalnya. Manusia bisa belajar dari lebah untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. Manusia bisa belajar dari semut yang bisa bekerjasama bahu membahu. Juga belajar dari jaring laba-laba yang rapuh, jangan sampai manusia keluar dari orbitnya Allah. Jika manusia itu memiliki kesempurnaan akal, lalu mengapa harus belajar lagi pada hewan? Hm, ternyata banyak manusia yang belum memanfaatkan kesempurnaan akalnya. Bahkan akalnya jauh lebih rendah dari hewan. Wallahualam.

Dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, dan bahtera yang berlayar di lautan untuk kemaslahatan manusia, dan air yang dikirimkan Tuhan dari langit - yang dengannya dihidupkanNya bumi sesudah mati (kering) dan disebarkanNya berbagai jenis mahluk - dan angin serta awan yang bergerak dengan patuhnya ke berbagai arah di antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda bagi mereka yang menggunakan akalnya. (Al-Baqarah: 164)

Ternyata, kita bisa belajar dari apa saja ya...

This entry was posted on Friday, January 20, 2012 and is filed under , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 comments:

On January 29, 2012 at 8:54 PM , アミ said...

higher order thinking tuh adiknya ai...:)

 
On January 31, 2012 at 1:06 AM , Anonymous said...

kalau ditanya hewan ada masuk neraka bisa dijawab :D

 
On February 1, 2012 at 10:02 PM , Ummul Khairi said...

@kak ami: hehe..i guess so^^

 
On February 1, 2012 at 10:04 PM , Ummul Khairi said...

@aulia: hmm...kalau surga memang ada untuk hewan, berarti hewan tersebut memang bersifat berperikehewanan, hehe :D *OOT