Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu
Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai
Di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api
Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang
pada akhlak yang manis,lembut dan wangi
hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya
-Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah-
nb: Percayakah kalian bahwa dunia tidak linier? Aku percaya. Namun hingga detik ini aku tak mengerti kenapa dunia tidak pernah terbalik untuk setiap rangkaian persaudaraan yang telah digaris Tuhan dalam hidup. Kenapa kita harus bertemu maupun berpisah. Kenapa kita harus mendengar dan berbagi. Kenapa ada tangis juga rindu. Untuk semua sahabat yang telah diutus Tuhan dalam hidupku, dimanapun kalian berada, demi nama Allah, aku sayang kalian...
•Saturday, August 06, 2011
This entry was posted on Saturday, August 06, 2011 and is filed under
Friends
,
Mozaik
,
Refleksi
,
Sajak
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
8 comments:
salam ukhuwah...
persahabatan tak kan lekang dalam masa, semangat!!!
♡
Aku pun percaya kalau dunia itu tidak linier, dan justru karena ketidaklinierannya itu warna-warni kehidupan itu ada. Terkadang kita hinggap dari satu warna ke warna lainnya tanpa pernah mau menetap selamanya pada satu warna, karena kita pasti haus akan satu perubahan...
Aku juga jadi bertanya-tanya, apa jadinya kalau dunia itu linier????
@dimas ady: persahabatan itu bagian dari masa, kadang menjadi obat sekaligus sekat :)
salam ukhuwah juga, Dimas :D
@nanda: gimana cara buat itu lophe, dek?
@sam: kalau dunia itu linier, semua probabilitas diabaikan, tidak ada asumsi-asumsi maupun kontradiksi.
kita hinggap dari satu warna ke warna lain? kok saya terpikir kupu-kupu ya sam :D
bertemu dan berpisah lumrah. setiap langkah yang kita tempuh, hanya isyarat yang firasat yang membawa kita untuk terus meraba2..
salam dari lamteumen
@dawat merah: ya, bertemu dan berpisah tak lepas dari Tangan Tuhan,
salam kembali :)