-Dalam derasnya hujan diluar sana-
Ketika kita ingin semua berakhir dalam gerakan yang lambat.
Ketika kita ingin duduk sejenak menyantap manisan dalam waktu yang semakin cepat.
karena aku tak bisa menunggu lama, setelah kamis siang nanti.
More...
Seseorang bernama baik pernah berkata, jika kamu memeluknya, mengecup keningnya, pernahkah ia tau bahwa kau melakukannya karena cinta? Aku berkata, tidak pernah. Karena ia akan mengerti. Karena waktu akan mengubah perlakuanku menjadi bahasa yang akan ia mengerti dengan sendirinya. Lalu kau berkata, kau salah. Cinta adalah sikap dan bahasa. Jika mereka dipisahkan, bak menceraikan awan dan angin. Mereka saling melengkapi. Saling berpegangan untuk menurunkan hujan ke bumi dan menaburkan cinta bagi anak manusia, tumbuhan maupun ternak. Cinta tidak bekerja sendiri. Cinta adalah kesatuan tertinggi yang harus diperjuangkan. Itulah mengapa Tuhan punya Ar-Rahim, sebuah cinta yang dibahasakan. More...
Jika kau tanya kenapa aku memilihmu...itu karena Allah memberiku cinta yang ditujukan kepadamuseketika air mata saya tumpah. Teringat kejadian sehari yang lalu.
Lamaaa sekali tidak menulis di rumah ini. Saking lamanya 'aaa'-nya menjadi triple. Sebuah analogi betapa rumah ini jarang saya kunjungi. Hanya sesekali mampir untuk mengobati rindu. Bukan. Bukan karena saya sedang "mempoles" rumah baru atau menggandakan properti disana. Bukan itu. Tapi karena saya punya banyak kekurangan, salah satunya sulit mengatur waktu antara blogging dan skripsi. Jujur. Jika sudah menulis disini, ada segudang kerinduan yang ingin saya tulis, ada ide-ide yang ingin disuarakan, ada kritikan tajam yang ingin saya asah, juga sampah-sampah di kepala yang hampir menjadi sarang laba-laba. Jika dibandingkan waktu antara mengerjakan skripsi, blogging juga blogwalking maka skala perbandingannya 1:2. Sangat tidak efisien menghabiskan waktu kesenangan dibandingkan melakukan tugas yang kapasitasnya lebih urgent, seperti skripsi misalnya. Oleh karena itu, saya memilih untuk tidak berlama-lama menulis juga blogwalking. Bukan tidak ada waktu. Tapi waktu yang ada ingin dipergunakan dengan lebih bijaksana. Toh, nantinya jika selesai skripsi, saya bisa menulis sepuasnya. Dari pagi hingga petang, dari petang hingga pagi lagi. Alasan lainnya, saya takut kebablasan curhat yang tidak penting :p *lha ini curhat kan?
Ujung-ujungnya, sebagai pengobat kerinduan akan blogging, saya merealisasikan impian 10 Agustus lalu, untuk membuat blog khusus foto-foto. Saya tidak berbakat di bidang fotografi. Hanya saja-meminjam istilah teman- ingin melihat dunia dari sisi yang berbeda. Serunya punya blog khusus foto itu, salah satunya tidak perlu banyak berkata-kata. Karena satu gambar saja sudah menceritakan banyak hal. Hanya sesekali saya mengkaitkan beberapa situasi yang menurut kaca mata saya sepeti ini dan itu dengan perlakuan itu dan ini.
Pernah tidak, saya mengatakan kalau saya ini orang yang terstruktur? Mudahnya seperti ini. Jika ada formasi atau target yang telah disusun tapi tidak berjalan semestinya, saya gampang terpuruk. Seringkali hal ini mendominasi jika semangat saya meletup. Segala usaha sudah maksimal tapi eh ujung-ujungnya gagal. Ini juga salah satu kekurangan saya. Saya gampang sekali kecewa. Tapi sisi baiknya adalah, saya tidak mau berlarut-larut. Tidak baik untuk pikiran maupun hati. Oleh karena keterstrukturan tersebut saya lebih sering membuat agenda harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Biasanya agenda atau target-target itu sudah tersusun dalam buku harian ataupun mading pribadi di kamar. Untuk apa? Agar saya selalu bisa mengingat kembali jika kemudian lupa. Beberapa target harian kadang saya Kicaukan di laman pribadi. Percaya atau tidak, karena sering dilihat dan dibaca, semuanya bisa terealisasi, dengan usaha tentunya. Dengan izin Allah pula, jika ingin sesuatu dan diucap, dibaca, dilihat secara berulang-ulang, secara tidak sadar semuanya terekam ke alam bawah sadar, dan InsyAllah pasti dikabulkan. Jadi kawans, keinginan saya yang paling besar tahun ini adalah lulus sarjana di bulan November 2012. Doa ini pula yang selalu saya pinta pada Allah di bulan Ramadhan lalu. InsyAllah, dengan usaha, doa dan tawakal, Allah merealisasikan doa-doa saya dan doa-doa kawan semua.
Jadi, tidak apa-apa ya, kalau rumah ini hanya saya kunjungi sesekali. Hanya untuk memastikan bahwa semua save and secure. Pintu, jendela, kran air, kompor gas tidak menyala, lampu selalu dimatikan juga gembok pagar selalu terkunci. Tapi, saya (sungguh) tidak bisa menahan diri jika punya referensi buku yang sangat bagus untuk ditulis ulang disini. Bagi saya tulisan berupa referensi buku-buku yang dibaca adalah sedekah. Jika ada kawans yang belum mampu beli buku tersebut lalu tanpa sengaja mampir dirumah ini, tidak ada salahnya saya menjamu dengan tulisan-tulisan yang berbobot. Walau saya bukan si pengarang buku, setidaknya rumah ini menjadi perpanjangan lisan dari intisari buku tersebut. Yaa, inilah sedikit amal jariyah yang bisa saya bagi.
Mulai kedepannya, mungkin skala menulis saya menjadi berkurang. Tapi InsyAllah, walau sedikit bermanfaat. Doakan doa-doa saya dikabulkan ya dan InsyAllah akan digandakan juga pahalanya untuk kawan-kawan.
Tetap semangat untuk berbuat kebaikan dan selalu hadirkan Allah dalam setiap gerakan :)
More...
It's about honesty...Sometimes a little discomfort in the beginning, can save a whole lot of pain down the road.
Dulu sekali, sejak saya berkenalan dengannya, ada sesuatu yang dapat saya lihat. Entah karena sebuah bentuk kekaguman atau terpikat. Bagaimanapun cara ia berkisah, cara ia menyampaikan, caranya berjalan, memeluk, caranya memanjakan, membuat ia begitu istimewa. Dalam sebuah Rumah Tuhan ia pernah bercerita. Tentang apa yang ia kejar. Tentang yang sebenarnya dicari. Untuk siapa dan kemana muaranya kelak.
Seorang Wanita yang terpaut usia cukup jauh jaraknya dengan saya. Mungkin orang lain boleh berpendapat bahwa usia bukan faktor utama seseorang disebut dewasa. Bagi saya, usia linier dengan pengalaman. Pengalaman yang menjadi batu-batu loncatan. Sejauh apa ia mempelajari hidupnya, sendiri atau bersama dengan orang lain, sebanyak apa ia bertemu dengan karakter orang berbeda dan bagaimana ia ‘menyentuh’ hati-hati mereka. Dan ia, berhasil menembus hati saya. Hanya ketika ia menatap, saya mampu menangis berlipat-lipat.
Kawan, tahukah kalian bahwa kadang, apa yang menurut kita tak cukup pantas untuk dipertahankan, yang menurut kita keluar dari ‘jalur’ untuk segera diperbaiki, lebih banyak diperankan oleh ego. Dan jika ego lebih banyak dimainkan, maka bersiaplah untuk kecewa.
Siapapun kita, saya, bahkan wanita itu pernah ingin mengubah ‘jalur’ itu dengan dominasi egonya. Merasa ia pantas mengubahnya dengan bekal puing-puing pengalaman hidup. Waktu demi waktu, ‘jalur’ yang ingin ia ubah itu tidak membuahkan hasil. Cenderung stagnan. Bahkan jejaknya pun tak tampak. Ia tidak menyerah. Wanita bermata empat itu melihat lagi kedalam hatinya dengan menambal semua kekurangan. Sampai tiba dimana ia butuh sendiri. Pada posisi vertikal. Ia dan Tuhan. Melihat sekeliling hanya akan menambah beban. Dan kemudian, ia hanya berdua saja. Kembali dengan egonya.
Sebenarnya, apa yang ia kejar? Apa yang ia cari dengan harus mengubah ‘jalur’ itu? Untuk mendapat pujian bahwa ia hebat? Untuk membuktikan bahwa ia bisa menghadapi siapa saja? Pertanyaan dasarnya adalah, kenapa harus manusia yang mengubahnya kalau sebenarnya ada Tangan Tuhan yang lebih menggenggam? Bukankah kita-manusia hanya perantara saja?
Ini aneh. Ketika ia berusaha meregangkan sedikit saja genggamannya atas ‘jalur’ itu, perlahan apa yang diinginkan ia dapatkan. Ia tak berusaha barang sejengkalpun untuk mengubah keadaan lagi. Ia tunduk pada Tangan Tak Tampak. Dengan sendirinya kebaikan yang diharapkan muncul. Lalu, adakah hal lain yang ia kejar jika manis madu itu telah diteguk? Adakah hal yang lebih baik selain Tangan yang telah mengusap lembut tiap sela hatinya?
Kenapa ya? Pada saat hati terlalu memaksa kehendak, justru ia menjauh. Namun, pada saat hati berani melepaskan, menyerahkan seutuhnya pada Tangan Tak Tampak, justru keadaan berubah terbalik. Ia mendekat. Mungkin saat menggenggam terlalu erat, ia berpaling untuk mencari kelapangan. Mungkin juga mencari sesuatu yang dibutuhkan. Karena sering kali kebutuhan tidak berbanding lurus dengan keinginan. Dan, kadang keinginan hati belum tentu lebih baik dari kebutuhan itu sendiri. Dunia kadang memang aneh. Pada akhirnya kebaikan itu akan terus mencari hakikatnya.
More...Aku bertanya, "Bisa tahu bedanya yang mendengar sepenuh hati dan enggak, gimana caranya, Yah?"
"Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu malah tambah ruwet, meski yang mendengar tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu," jawab Ayah.
More...
Pagi dingin. Tapi tidak untuk orang-orang yang cekatan mengeluarkan balok mesin-mesin tua. Mereka gegas memburu waktu. Berkejaran dengan selimut kabut dari Tangan Tak Tampak. Menghalau rintik air yang turun perlahan dari langit. Di luar terlalu bising. Mereka tidak memberi kesempatan padaku untuk sedikit saja mengejamu. Setidaknya, biarkan aku meresapimu dalam-dalam hingga ke titik nadir.
Kau dan hujan yang bersahutan diseberang sana. Kau dan diammu. Kau dan abdimu. Aku dan sendiriku. Aku dan caraku menyimpanmu rapat.
Dalam rintihan langit dan kapas hitam yang menggumpal, ada sembilu yang ingin ku cerca. Ada sekat yang ingin segera kulepas. Ada belikat yang terus menggrogoti hingga ke sumsum. Ada rasa yang ingin diungkap. Namun bodohnya, aku tak tau dengan cara apa. Seperti bayi yang baru lahir. Bersahut-sahutan suara tangis yang ingin diperdengarkan pada orang tuanya. Bahwa aku lapar, bahwa aku dahaga. Aku seperti orang bisu yang tiba-tiba bisa berbicara. Tak tau harus memulai kata apa, karena begitu banyak kalimat yang ingin keluar. Seperti bom molotov yang siap meledak. Meletup-letup tak beraturan. Menelisik, menggerus, mengganda, meneriaki.
Aku seperti si tuli yang mendapat titah untuk mendengar kembali. Ingin mendengar semua hal. Tapi disaat yang sama butuh filter untuk menyaring suara-suara yang datang. Bahkan mendengar desauan angin pun seperti sia-sia.
Aku seperti ingin terbang segera setelah mendapat sayap. Namun lagi-lagi tak tau harus kemana, sedang aku ingin pergi ke banyak tempat. Aku seperti jutawan baru yang mendapat harta karun berharga. Tak tau harus membelanjakan uang kemana.
Bahwa aku punya milyaran kata cinta terindah, namun tak mampu kuucap se-milyaran itu. Karena terlalu bahagia. Akhirnya hanya bening-bening kecil yang akan pecah. Batapa aku tak bisa mengungkap sepatah katapun ketika mendapatnya. Segala yang masih klimaks, hingga tak sepenuhnya tatanan itu terkumpul lengkap.
Lihatlah kini. Tuhan telah menjamah tiap relung hati. Aku hanya punya satu sikap yang ingin kutunjukkan pada Tuhan betapa aku menyayangiNya, sekaligus merasa tak pantas mendapat kasih sayangNya. Betapa aku terlalu sombong untuk bersikap sederhana. Betapa aku terlalu ceroboh untuk tidak gegabah. Betapa aku terlalu munafik untuk sekedar berkata cinta. Untuk sekedar menunjukan cinta.
Saat tidak ada yang paling rendah selain sujud kepalaku dibawah KakiMu Yang Maha Agung seraya berucap “Aku ingin memelukmu. Tak sekalipun kulepas lagi”. Lalu kemudian aku kasmaran. Hanyut antara aku dan Tuhan. Hanya berdua saja.
Lihatlah madu manis itu. Dengarlah angin syurga itu. Tuhan punya jawaban sendiri. “Kemari duhai hambaku…apa yang membuatmu sakit? Bagian mana yang sakit itu? Mari kuobati. Masihkah sakit hambaku? Datang padaku, biar ku obati hingga engkau sembuh”.
Kawan, apa yang bisa kujelaskan pada bagian ini selain cinta yang berlipat-lipat.
More...Dan, aku masih disini,
Mencintaimu.
Entah kenapa.
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba dalam amanah, keikhlasan dan kejujuran. Maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah AKU PUNYA ALLAH Yang Maha SegalanyaMore...
-Ali Bin Abi Thalib
Male Brain. Buku terbitan gramedia ini didasarkan pada pengalaman klinis Louann Brizendine selama 25 tahun sebagai seorang dokter ahli saraf. Namanya juga Male Brain. Keseluruhan buku ini berisikan sebagian besar pengetahuan tentang otak laki-laki. Saya juga pernah menulis tentang Female Brain disini. Banyak hal menarik dan pengetahun baru dari buku sebanyak 300-an lembar ini. Secara mendasar, perbedaan otak lelaki dan perempuan sangat sering terlalu disederhanakan serta disalahpahami.
Otak lelaki dan perempuan berbeda sejak masa kehamilan. Sel lelaki memiliki kromosom Y dan otak wanita jelas tidak memilikinya. Perbedaan penting mulai terjadi di awal pembentukan otak, ketika gen menetapkan tahapan untuk proses pembentukan DNA lebih lanjut oleh hormon. Delapan minggu usia kehamilan, testikel lelaki mulai menghasilkan testosteron yang cukup banyak untuk merendam otak dan pada dasarnya mengubah strukturnya.
Itulah mengapa perbedaan itu terlihat ketika mereka memcahkan masalah, menghasilkan kata-kata, mengingat , memperhatikan ekspresi wajah, jatuh cinta, mendengarkan tangisan bayi, rasa marah, sedih ataupun takut. Bahkan ketika Brizendine mengatakan ingin membukukan hasil pengalaman klinisnya dalam buku Male Brain ini seorang pasiennya tertawa dan mengatakan “Itu akan menjadi sebuah buku yang tipis! Mungkin lebih menyerupai pampflet”. Well, mungkin itulah mengapa banyak yang mengatakan “Laki-laki itu simple dan wanita itu rumit”. Padahal, dalam kenyataannya, otak lelaki adalah mesin pemecah masalah yang efisien. Setuju?
Ada beberapa hal yang dibahas dalam buku ini. Mulai dari otak anak laki-laki, otak remaja, otak perkawinan ; cinta dan nafsu, otak dibawah pinggang, otak sang ayah, kehidupan emosional laki-laki hingga otak laki-laki yang telah matang.
Otak anak laki-laki
Para peneliti telah menemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan lebih memilih mainan dari jenis kelamin mereka sendiri, tetapi anak perempuan akan bermain dengan mainan anak laki-laki, sementara anak laki-laki di usia 4 tahun, menolak mainan anak perempuan bahkan mainan dengan “warna perempuan” seperti pink contohnya. Dulu sewaktu adik perempuan saya masih kecil dan melihat mobil-mobilan adik lelaki saya nganggur, ia langsung mengambil kain gendongan dan membuat mobil itu seolah-olah seperti bayi dan ia adalah ibunya.
Otak remaja
Antara usia 9-15 tahun, sirkuit otak laki-laki dengan miliaran neuron dan ribuan juta sambungan “mulai hidup” ketika tingkat testosteronnya meningkat hingga 20 kali lipat. Apabila testosteronnya adalah air, seorang anak laki-laki usia 9 tahun mendapat testosteron setara dengan 1 cangkir air sehari. Tetapi di usia 15 tahun, hal itu setara dengan 2 galon air perhari. So, testosteron secara biologis menjadikan semua pikiran dan perilaku yang muncul dari otaknya menjadi bersifat maskulin. Laki-laki juga memiliki pemroses yang lebih besar di inti bidang otak yang paling primitif yang menyalakan rasa takut dan memicu agresi protektif yaitu amigdala. Inilah mengapa sejumlah laki-laki akan berjuang sampai mati untuk mempertahankan orang yang mereka cintai. Terlebih lagi, ketika berhadapan dengan kesedihan emosional pasangannya, bidang otak untuk pemecahan masalah dan memperbaiki situasi yang dimiliki laki-laki akan langsung berpijar.
Otak perkawinan ; cinta dan nafsu
Laki-laki memilki ruang otak 2 ½ kali lebih luas yang ditujukan untuk hasrat seksual didalam hipotalamus mereka. Pemikiran tentang ituu selalu berkedip-kedip dibagian belakang korteks visual lelaki, sepanjang pagi dan malam hari. Ini riset lhoo. Intinya, bagi otak laki-laki, kemampuan untuk mendapat pasangan berarti membuat DNA dan gennya memasuki generasi selanjutnya. Walaupun tidak secara sadar memikirkan hal ini, secara naluriah ia ingin mendapatkan keturunan yang banyak. Nah, ini penting juga untuk diketahui. Bedanya, otak perempuan mencoba untuk melihat apakah seorang laki-laki memiliki sesuatu yang diperlukan untuk menjadi pelindung dan pencari nafkah yang baik. Peneliti mendapati hal ini benar, apapun tingkat pendidikan ataupun kemandirian finansialnya. So, jangan menganggap cewek itu matre ya, karena kebutuhan finansial itu salah satu penentu keberlangsungan hidup.
Otak dibawah pinggang
Sepertinya saya tidak perlu menjelaskan hal ini terlalu rinci :D
Sebelum bermain-main dengan ‘otak dibawah pinggang’ ini, ada baiknya baca tentang ini sebagai persiapan menikah kelak.
Otak sang ayah
Seorang ayah tidak tercipta dengan sendirinya. Para ilmuwan mengetahui bahwa otak laki-laki berubah ketika kehamilan pasangannya semakin membesar. Ayah biasanya tidak ngidam mangga, ice cream atau terjaga dengan rasa mual setiap pagi seperti yang dialami ibu rata-rata. Tetapi mereka pun memilki perubahan emosi, fisik dan hormonal yang selaras dengan kehamilan pasangan mereka. Dua perubahan hormon besar saat menjadi calon ayah: testosteron menurun dan prolaktin meningkat. Alam telah membentuk ikatan biologis yang tak terpatahkan antara orang tua dan anak. Tapi biasanya seorang ayah merasa cemburu terhadap bayi laki-lakinya karena si bayi lelaki selalu ingin ibunya dan tampak si ibu juga memilih bayinya dari pada suaminya. Bagi para ayah, sulit menyesuaikan dasar biologis ikatan cinta antara ibu dan bayi. Begitu pula sebaliknya, Ketika anak perempuan memilki hubungan yang erat dengan ayahnya, hal ini menetapkan tahapan untuk membina hubungan yang lebih baik bersama laki-laki dalam hidupnya. Pantas saya merasa sering tak akur dengan mama. Bagi saya otak wanita terlalu rumit untuk disederhanakan.
Kehidupan emosional laki-laki
Keluhan klasik yang sering kita dengar: lelaki menganggap perempuan terlalu emosional dan perempuan menganggap laki-laki tidak cukup emosional. Kalau berbicara emosi tidak perlu jauh-jauh. Wajah dingin dan datarnya lelaki adalah salah satu alasan yang membuat perempuan cenderung berpikir, “mereka tertantang secara emosional”. Tetapi dalam penelitian ini, lelaki secara otomatis menyimpan perasaan mereka untuk diri mereka. Satu saran untuk kaum adam. Wanita selalu menyimpulkan wajah datar kalian dengan rasa kesal, marah ataupun tidak menghargai meski sebenarnya kalian tidak bermaksud seperti itu. Untuk itu, jika kalian merasa kesal, marah atau apapun sebaiknya katakan saja atau setidaknya tunjukan wajah asli emosi itu ya.
Otak laki-laki yang telah matang
Otak lelaki yang sudah matang menjadi semakin menyerupai otak perempuan dewasa secara hormonal. Kira-kira umur 50-60 tahun mereka menjadi lebih baik, dewasa dan lembut. Nah, bagaimana dengan otak seorang kakek? Tentunya bahan bakar yang menjalankan sirkuit otak lelaki juga berubah. Lebih banyak menggunakan oksitosin dan estrogen dan tidak terlalu banyak vasopressin dan testosteron. Laki-laki juga mengalami karir yang menurun dan mencari proyek baru yang menarik untuk membuat mereka tetap sibuk dan “terlibat”, atau setidaknya sebagai pengamat. Mungkin itulah kenapa orang yang sudah lanjut usia senang mengobrol lama. Dan, ikatan seorang lelaki dengan cucunya bergantung pada hubungannya dengan anaknya yang sudah dewasa.
Budaya dan cara kita mengajari otak untuk berperilaku memainkan peran besar dalam membentuk otak kita. Bila seorang anak laki-laki dibesarkan untuk "menjadi seorang laki-laki", lalu ketika dia dewasa -alur dan sirkuit otaknya- yang telah dipengaruhi seperti itu, semakin dibentuk untuk menjadi lelaki dewasa. Well, mungkin tidak semua otak lelaki bisa digambarkan secara singkat seperti diatas. Tulisan ini sebagai pengetahuan untuk saling memahami dan menyederhanakan jiwa yang kompleks, seperti lelaki dan wanita.
More...