•Thursday, February 23, 2012
Kawan, kepala kita tidak bersekat. Sehingga keabsurd-an mampu ditembus kepala. Enstein tidak punya potensi lebih. Ia hanyalah seorang tua dengan rasa penasaran tak terbatas. Ia makan dengan itu. Ia tidur dengan itu. Rasa ingin tau adalah perpanjangan dari keabsurd-an menjadi normal, atau sebaliknya. Kepala kita adalah 'value'. Dan kita hidup dengan value itu.
8 comments:
tapi penyakit males mengalahkan rasa penasaran kadang2. hehehe
Benarkah kita selalu mencoba menembus batas dari labirin-labirin misteri yang dihadirkan oleh value itu??
@kak mutia: oh..bahkan selalu kak, hehe
@sam: saya yakin seperti itu sam, selama kita penasaran akan apa yang kita cari :D
Wah wah bner nih si einstein emank jenius tpi kejeniusan itu berasal dari rasa ingin tw yang tak terbtas.........? Visit back ya di The Google 7Bloggers
Hmm.. setidaknya terus membuat kita belajar, belajar, memperbaiki diri, belajar, belajar dan sebuah pembelajaran.
@jefry: enstein itu hanya sebagai metafora saja, walau memang keadaannya seperti itu. Rasa penasaran yang membuat ia ingin tahu. Dan, memang begitulah 'value'nya.
@zeph: ada yang mengatakan, tidak ada ide jika tidak menulis. ada juga yang mengatakan menulis dulu baru dapat ide. mungkin sama halnya kita butuh rasa penasaran, butuh rasa ingin tahu dulu baru mulai mencari tahu dengan belajar. atau bisa jadi belajar dulu, terima asupan mentah-mentah, lalu cari tahu :)