Pagi tadi, mama memaksa saya bangun dari tidur. Ada berita yang kurang menyenangkan. Bayi dalam janin adik sepupu saya meninggal. Bayi tersebut lahir prematur. Saya pikir bayi kecil itu sudah lebih dulu tiada sebelum dilahirkan. Bayi itu lahir melalui opreasi ceasar dan sesaat kemudian Ia dipanggil Tuhan. Saya tidak tahu pasti apa yang menjadi penyebab janin berumur 7 bulanan tersebut lahir prematur. Apakah fisik si ibu kurang sehat atau sesuatu terjadi pada janinnya sebelum bayi lahir pada saatnya. Saya hanya mencoba memahami bahwa hal ini adalah rencana Tuhan.
Adik sepupu saya masih berumur 20 tahun. Beda satu tahun di atas saya. Ia menikah di awal menjejaki kuliahnya di Fakultas Kedokteran. Bahkan di usia yang cukup muda ia sudah berani mengambil keputusan untuk menikah. Saya masih ingat ketika kecil, kami pernah bermain bersama dan saya pernah menginap di rumahnya. Satu hal yang membuat ia berbeda karena ia lebih ceriwis dibanding abang, kakak dan adiknya. Saat ia remaja, ia sudah merantau ke pulau Jawa. Dan, lagi-lagi sebuah keputusan yang besar ia ambil dalam usia dini.
Mungkin, saya belum terlalu paham bagaimana kehilangan seorang anak yang lahir dari rahim sendiri. Karena saya belum menikah apalagi punya anak. Tapi, satu hal yang saya paham bahwa kehilangan seseorang yang paling dekat dan sangat berarti dalam hidup, sungguh bukan merupakan hal yang mudah. Saya pernah kehilangan adik kandung saya. Saat itu saya masih kelas 5 SD dan adik lelaki saya kelas 3 SD. Anehnya, kami sekeluarga tidak pernah tahu ia sakit apa. Ia hanya demam layaknya anak-anak dan ia lebih banyak mengingau dari pada terjaga. Ia tidak menunjukkan reaksi seperti layaknya orang yang mengidap penyakit. Beberapa hari kemudian, saat ayah dan mama membawa adik kerumah sakit beserta keluarga yang lain, belum sempat di diagnosis mengenai penyakitnya, adikku sudah lebih lebih dulu dipanggil Tuhan. Pada usia sedini itu, saya sudah harus mengerti tentang rasa kehilangan dan itu menyakitkan.
Ayah pernah berkata, setiap ruh seseorang sebelum ia hidup di dunia, akan dimintai perjanjian. Apakah itu langkah, jodoh, rezeki, juga ajal. Ketika ditanyai satu persatu oleh Allah tentang kesanggupan ruh tersebut menjaga dan menjalanakan amanah Allah di dunia, ada 3 jawaban yang akan diberikan. Ada ruh yang menjawab tidak sanggup sama sekali untuk menjaga dan menjalankan amanah Allah. Ruh dalam jasad seorang manusia akan bertahan ketika ia masih bayi. Kemudian ada ruh yang menjawab kadang sanggup kadang tidak. Maka, ruh dalam jasad seorang manusia akan bertahan kisaran umur remaja yang belum akil baligh. Dan, yang terakhir, ada ruh yang menjawab dengan kesanggupan penuh, maka ruh dalam jasad seorang manusia akan bertahan hingga ia dewasa kisaran umur 20-an ke atas. Wallahualam bishawab.
Hingga hari ini, adik sepupu saya masih di rumah sakit. Jiwanya masih terguncang. Kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sungguh tidak mudah. Dan, memerlukan waktu lama untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Apalagi yang dialami ibu untuk seorang anaknya. Saya yakin, seorang wanita akan mengerti bagaimana sakitnya melahirkan seorang anak ketika suatu saat nanti ia juga akan merasakan hal serupa. Bagaimana kasih seorang ibu tidak akan pernah layak dibalas walau kita punya emas segunung pun. Jadi, sangat benar jika surga memang terletak di bawah kaki ibu. Karena cinta dan sayang seorang ibu, kita ada dan kita hidup. Dan, seseorang tidak akan pernah tau bahwa seseorang begitu berharga dalam hidupnya sampai ia benar-benar kehilangan orang tersebut.
Luangkan sejenak waktu untuk mereka, orang-orang yang paling dekat dengan kita, keluarga. Kita bisa meraih segala kesuksesan bukan karena keringat kita, melainkan doa mereka, ayah dan bunda.
nb: Untuk adik sepupuku, Oni. Allah tidak diam. Bersabarlah, karena Allah sedang mempersiapkan hadiah yang lebih baik lagi. Dan, untuk adik kecilku, Akin. Apalah yang bisa kulakukan, karena Akin sudah bahagia di Syurganya Allah.
•Wednesday, June 08, 2011
Ai De Life,
Ayah,
Family,
Refleksi,
Wanita
|
This entry was posted on Wednesday, June 08, 2011 and is filed under
Ai De Life
,
Ayah
,
Family
,
Refleksi
,
Wanita
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
8 comments:
Tulisan yang bagus, membuatku speechless.....
Turut berduka mbak yaa atas apa yang terjadi...
Semuanya buat kita tersadar bahwa segala yang terbaik buat manusia ada pada-Nya.
Belum tentu apa yang kita inginkan terbaik menurut-Nya, karena ada yang lebih baik lagi menurut-Nya yang paling terbaik. :)
semoga diberikan hikmah yang luar biasa dibalik cerita dan kisah itu semua.
Ayi ditunggu kunjungan/jawabannya di Miss2an di OWL ya :)
inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
semoga adik sepupunya ai diberi ketabahan y ..
semoga ai bisa ketemu sama akin di surga kelak ..
soal cerita tentang ruh itu, aku baru dengar ini. thanks y. lagi2 kayak ngerasa disentil "heh, dulu kamu kan udah janji mau beramal sholeh di dunia. kenapa malah lebih banyak maksiatnya?"
malu.
innalillahi wa inna ilaihi aaji'uun..
mungkin sepupu sanggup menghadapi cobaan ini, krn Allah tdk akan memberikan cobaan kepada hambaNya diluar kesanggupannya.
semoga tabah ya..
@Sam: dari Nya, akan kembali pada Nya, begitu kan Sam?
@Aulia: tentu Aulia. saya bisa merasakan apa yang menimpa sepupu karena saya wanita.
yup, saya sudah main ke OWL :)
@cho: waktu nulis ini, saya jadi kebayang akin lagi. ada banyak sekali yang belum saya berikan untuk adik lelaki saya itu *sad
@rangkaiannuun: hmm, harusnya doa ini untuk sepupu saya mba. saya hanya menulis ulang saya. semoga doanya mba sampai ke sepupu saya :)