Author: Ummul Khairi
•Friday, August 24, 2012

Kemarin siang saya merealisasikan keinginan 21 Juli dan 1 Januari 2012 lalu. Masih seputar buku kok. Kali ini buku Twitografi Asma Nadia. Buku itu merupakan kumpulan Twit Asma Nadia di Twitter pribadinya @asmanadia. Sebagai follower Asma Nadia, saya ikutin terus beberapa komentar pembaca buku tersebut. Sebenarnya ada beberapa bukunya yang lain yang ingin dibeli, tapi nanti dulu. Sering kali jika membeli sebuah buku, saya melihat kadar kebutuhannya. Apakah saya memang butuh buku tersebut atau tidak. Urusan budget nomor dua. Karena budget bisa diusahakan. Melihat komentar pembaca dengan beberapa kelengkapan kategori yang memang saya butuhkan, saya janji pada diri sendiri harus memiliki buku biru itu.

Isinya banyak. Lengkap. Tentunya seputar Twit yang sudah pernah ada di lamannya Asma Nadia. Buku itu mencakup Twit tentang jilbab, busana muslimah, keimanan, cinta, pernikahan, poligami, kepenulisan, parenting, olahraga, diet, traveler, motivasi, kepedulian sosial, dll. Salah satu Twitnya dari buku Sakinah Bersamamu yang paling saya suka adalah:

Jika kau tanya kenapa aku memilihmu...itu karena Allah memberiku cinta yang ditujukan kepadamu
seketika air mata saya tumpah. Teringat kejadian sehari yang lalu.

Bagian yang paling saya suka dari buku ini adalah Parenting. Jika saja seluruh orang tua atau calon orang tua punya bekal parenting yang baik, InsyAllah generasi kedepannya juga ikut baik. Karena satu unit terkecil dalam hidup itu dimulai dari keluarga, ayah dan ibunya. Banyak pasangan muda yang blank dengan konsep parenting, sehingga pendidikan anak jadi trial dan error. Lalu kenapa konsep parenting itu penting? Hingga setiap orang tua atau calon orang tua harus ikut seminar atau trainingnya? Mungkin konsep parenting ini dikenalkan pada saat sekarang. Pada saat zaman sudah canggih. Dulunya, orang tua dari orang tua kita hanya berbekal cara mendidik anak dengan konsep yang diterapkan orang tua mereka juga. Sehingga konsep itulah yang terbawa hingga hari ini. Tidak peduli benar atau salah karena seperti itulah yang diajarkan turun temurun. Syukur kalau apa yang diajarkan itu benar, nah kalau salah? Atau konsep turun temurun itu sudah berbeda dengan zaman sekarang? Itulah mengapa-bagi saya- Parenting itu perlu dan menjadi kebutuhan. Dalam buku tersebut ditulis seperti ini,

Anak-anak punya memori kuat atas apa yang mereka dengar, karena itu jaga komentar kita didepan mereka. Pada masa pertumbuhan awal, orang tua adalah sumber kebenaran bagi anak-anak, baik atau buruk yang kita sampaikan, bagi mereka adalah kebenaran. Apa yang dianggap cantik atau buruk, apa yang dipercaya, benar atau salah, apa yang dianggap memalukan atau membanggakan, semua tergantung ucapan kita di masa pertumbuhannya. Ucapan kita adalah nilai yang ditanamkan pada anak-anak. Jika hal buruk yang kita ucapkan sudah melekat sebagai kebenaran bagi anak-anak, maka akan lebih sulit untuk melupakannya. Mendidik anak bukanlah pekerjaan mudah, namun mendidik anak itu adalah ibadah.

Konsep Parenting (Dalam Buku Rumah Tanpa Jendela):
1. Tugas orang tua membangun impian anak
Terutama ibu, tugas seorang ibu adalah mengajak anak berani memahat mimpi dan memperjuangkannya. Sebagai orang tua harusnya bisa berkaca dan bermuhasabah, bagaimana kita telah mengukir ingatan anak-anak tentang orang tuanya?

2. Menyiapkan anak kalau saja usia orang tua singkat
Impian anak tak harus mati, ketika ayah bunda tak bisa jadi tempat bersandar lagi. Hidup merupakan rangkaian tragedi. Tapi tragedi tak boleh menghentikan mimpi.

3. Menghargai kebersamaan ketika semua masih hidup
Bagaimana seharusnya orang tua ataupun anak memaknai setiap kebersamaan. Bahkan terkadang anak-anak tidak pernah tau apa arti saudara kandung baginya. Kadang kita baru merasa seseorang berharga ketika kehilangan mereka.

4. Bersyukur diberi amanah memiliki anak
Anak adalah anugerah. Terimalah dengan sempurna seorang anak betapapun fisik mereka tak sempurna .

Bahkan ada beberapa kalimat yang tidak pantas diucapkan pada seorang anak, seperti:
"kok temenmu bisa, kamu gak bisa sih? makanya jangan malas, belajar dong!" (mending evaluasi cara belajarnya daripada nuduh!).

"Kalau bandel bunda turunin kamu disini ya!" (padahal gak mungkin diturunin, jadi nanti omongan orang tua tidak dipercaya).

Dan beberapa kalimat lain yang sering kita dengar padahal tak pantas diucapkan. Membaca buku ini membuat saya sadar, betapa banyak konsep yang saya terapkan pada adik saya masih kurang tepat. Betapa masih jauh sekali konsep menjadi orang tua yang baik menjadi bahan kajian yang harus dicermati. Dan betapa saya hanya mengkritisi orang tua saya salah ini dan itu, tidak baik begini dan begitu, padahal menjadi orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar karena mengemban amanah yang tak kalah besar. Semoga Allah menjadikan generasi sekarang dan berikutnya menjadi generasi yang mau memperbaiki diri terus menerus.

This entry was posted on Friday, August 24, 2012 and is filed under , , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: