Author: Ummul Khairi
•Monday, December 27, 2010

Orang Aceh pasti tak pernah lupa 6 tahun lalu. Satu kisah lampau yang melekat tak pernah mati. Mungkin mereka yang diberi Kasih Sayang lebih oleh Tuhan tak mengingat detil tanggalnya tapi jika diwakilkan dengan 7 kata "Tsunami" mereka langsung diam tanpa debat. Kawasan saya sama sekali tak terkena gelombang hitam pekat itu tapi getaran berat hasil perpatahan lempeng bumi masih kami rasakan. Saya kehilangan teman juga kerabat. Namun, mereka yang telah pergi adalah wakil Tuhan di dunia bernama Ash-Shabur. Tuhan selalu punya cara untuk menggantikan sesuatu yang lebih baik. Dan, tiap manusia di dunia pasti mendapatkan hal serupa.

Saya akan off sebentar hingga januari. Rumah ini tetap disini. Pemiliknya akan berkonsentrasi pada beberapa hal. Bukan! Rumah ini bukan pelarian hingga membuat saya menjadikannya alasan untuk berhenti dari menulis. Justru karena terlalu berharga, maka rumah ini tetap disini. Semoga Tuhan masih memberi ruh pada tubuh ini hingga waktu kembali. Sampai bertemu tahun depan. More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, December 27, 2010



Buku terbitan Gramedia ini terbilang cukup lama, tahun 2005. Itu di Indonesia, tapi jika runut kebelakang, sebenarnya buku itu sudah di terbitkan jauh sebelum saya lahir, sejak tahun 1988 di Spanyol dalam Bahasa Portugis. Saya tau buku ini sekitar tahun 2009 atau lebih tepatnya memasuki awal tahun 2010. Awalnya juga tidak sengaja. Seorang adik kelas membaca buku The Alchemist. Sepertinya seru. Sebenarnya kekaguman tentang "Alchemist" itu sendiri ketika saya mulai menyukai animasi Fulmetal Alchemist; Brotherhood. Animasi ini menceritakan dua orang kakak beradik yang mencoba men-transmutasi kembali ibu mereka yang meninggal karena wabah penyakit. Padahal, dalam Ilmu Alchemist ada satu larangan tabu yang tidak boleh dilakukan yaitu human transmutation. Jika hal itu dilakukan harus ada tumbal untuk menggantikannya. Nah, ketika kakak beradik itu melakukan human transmutation terhadap ibu mereka, tanpa disangka, seluruh tubuh Alphonse (Al) ditarik kedunia lain. Beruntungnya Al, ia masih diberi jiwa/soul yang dikukung dalam seal oleh Edward (Ed) dalam baju besi/armor sebagai mediator antara soul dan tubuhnya.


Pemerintahan City of Lior mendengar kabar kakak beradik jenius ini meskipun usia mereka masih belia. Mereka mengajak Ed dan Al untuk bergabung pada sentral pemerintahan demi membantu kelancaran dan keamanan kota. Ed dan Al melihat peluang lain di City of Lior dari pada mereka harus tetap tinggal di desa mereka, Resembool. Waktu terus bergulir hingga takdir membawa mereka, Edward dan Alphonse Elric, mencari Philosopher Stone di Central. Sebuah batu yang bisa mengembalikan soul Al kembali. Intrik terjadi dalam animasi ini karena ternyata sentral pemerintahan sendiri berada dibalik layar dalam pencarian yang paling ingin mereka dapatkan, Philosopher Stone. Animasi ini juga menceritakan teman masa kecil keduanya, Winry Rockbell yang machine freak atau lebih dikenal sebagai pembuat automail terbaik seantero Resembool. Juga ada satu tokoh yang paling saya suka, Roy Mustang si Flame Alchemy. Lalu, apa hubungannya dengan buku The Alchemist? Sedikit persamaannya, pada animasi ini alchemy dianggap sebagai,

Alchemy is a science where one understands the structure of matter, breaks it down then rebuild it. However, it is not an all-powerful technique, as one can't create something out of nothing. If one wishes to gain something, one must present something of equal value. This ia the concept of equivalent exchange, the fundamental basis of alchemy.

Nah, diakhir buku ini juga diceritakan sedikit tentang seorang alkemis yang mampu mengubah timah menjadi emas. Ya, semua berawal dari animasi. Selang beberapa lama, saya melupakan buku tersebut hingga FLP Aceh mengadakan lomba esai lepas untuk buku The Alchemist ini. Saya mulai tertarik lagi untuk hunting buku tersebut. Saya menanyakan hal serupa dengan adik kelas yang pernah membaca buku ini tempo hari dan akhirnya saya baru tau The Alchemist yang ia baca bukan karangan Paulo Coelho melainkan karangan yang saya juga lupa namanya . Sepanjang toko buku di Banda Aceh saya babat habis, termasuk toko buku referensi seorang teman yang berlokasi di Kampung Mulia, dan baru sebulan kedepan buku tersebut available. Saya sampai kehilangan mood untuk mencari buku ini hingga harus memesan pada teman di Bandung. Sebenarnya fasilitas e-book cukup menjanjikan dan memang sudah bertengger lama di laptop, tapi saya tidak nyaman membaca lama-lama di depan layar. Lalu suatu siang di kampus, saya dikejutkan oleh hal yang tak disangka-sangka. Buku yang sama saya cari ternyata ada pada teman dekat saya sendiri.

"The Alchemistnya Paulo Coelho kan?"
"Iya"
"Sama Vera ada, Yi"

Rasanya saya seperti dihantam palu godam berton-ton. Seperti pepatah saja, gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan jelas terlihat. Tanpa pikir panjang, saya langsung meminjamnya. Baru malam ini saya menghabiskan membaca The Alchemist. Dan betapa terkejutnya saya ketika memasuki lembaran akhir. Santiago, sang tokoh utama, berhasil menemukan harta karunnya, yaitu tempat ia bermula dulu bersama domba-dombanya, dibawah sebatang pohon sycamore Spanyol tempat sakristi pernah berdiri. Ia harus jauh-jauh mengembara ke Mesir terlebih dahulu hanya untuk mendapatkan pertanda dimana letak harta karunnya. Seketika potongan mozaik hidup, saya temukan lagi dalam buku luar biasa ini. Kembali pada hari-hari sebelumnya, saya harus jauh-jauh hunting buku, tanya sana-sini sampai hampir kehilangan mood. Dan, ternyata buku yang saya inginkan itu dekat sekali ya.

Sama seperti mencari kebahagiaan. Bahagia seseorang hanya diri yang tau, meskipun dimata orang lain biasa-biasa saja. Biasanya bentuk kebahagiaan itu sangat sederhana. Dan, kebahagiaan itu ternyata dekat sekali tanpa pernah kita sadari.

More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, December 27, 2010



Akhir desember ini banyak sekali kegiatan yang menumpuk untuk di LPJ (Lembar Pertanggung Jawaban) kan. Semua menumpuk dibarengi dengan setumpuk tugas kuliah dan final hingga awal januari. Wajar kan ya? Namanya juga mahasiswa bukan tukang kuliah! Tanggal 22 desember lalu, Himatika (Himpunan Mahasiswa Matematika) Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala mempelopori satu event berkelas, menurut saya. Memang masih sekelas mahasiswa biasa yang belum memiliki sumbangsih dana besar, tapi semoga saja mampu menginspirasi tiap mahasiswa khususnya fakultas yang menjadikan mahasiswanya menyabet gelar sains sebagai peneliti muda. Event ini juga merupakan wadah bagi mahasiswa yang pernah mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat nasional maupun internasional.

Saya yakin sekali, masih banyak mahasiswa hanya melakukan penelitian ketika tugas akhir, setidaknya melalui kaca mata saya yang kuliah di Aceh. Ataupun beberapa mahasiswa yang pernah mengikuti ajang nasional maupun internasional dan belum memiliki wadah untuk mengaplikasikan juga mensosialisasikan apa yang menjadi penelitiannya. Momok ini mengakibatkan komunikasi dua arah berlawanan, sebagian mahasiswa atau adik-adik kelas belum mengetahui dan belum beradaptasi dengan penelitian, juga mahasiswa yang sudah melakukan penelitian hanya bisa menyuarakan hasil telitiannya ketika berhadapan dengan dosen pada sidang tugas akhir. Sebagian alasan inilah, Himatika menjembatani aspirasi keduanya. Masing-masing mahasiswa diuntungkan. Sebenarnya bukan mendapatkan keuntungan pribadi yang bersifat riil atau nominal tapi bagaimana memberi dan membagi agar setidaknya terinspirasi dan "teracuni". Selain itu, ide-ide yang masih menguap bisa di wadahkan dalam sebuah momentum. Momentum itu tak lain, karena kita masih muda dan harus punya karya.

Seminar ini dibuka oleh Nisa, adik kelas saya. Dan, beberapa peneliti yang menyampaikan presentasi adalah teman-teman seangkatan saya. Seperti Novi Reandy Sasmita (Rian), yang mempresentasikan game lingkungan yang ia buat menggunakan free software, Netbeans. Hasil presentasi ini telah ia ikutkan sebagai finalis pada BYEE (Bayer Young Environmental Envoy) dan berhasil menyabet sebagai Duta Lingkungan Aceh. Jika saja ia mampu ke tahap selanjutnya, ia pasti bisa mendapatkan tiket gratis ke Jerman. Tapi saya yakin rencana Tuhan adalah yang terbaik. Jika ada presentasi yang mendapatkan tepuk tangan paling meriah, Vera Halfiani lah orangnya. Presentasi yang ia sampaikan adalah hasil sebulan KKP (Kuliah Kerja Profesi) di BPS (Badan Pusat Statistik) Aceh. Ia membuat sebuah model matematika yang dapat memperkirakan jumlah pertumbuhan penduduk di Aceh hingga tahun 2025. Satu lagi teman seangkatan saya, Khairun Amala yang berhasil mewakili Provinsi Aceh untuk mengikuti OSN-PTI (Olimpiade Sains Nasional-Perguruan Tinggi Indonesia) di Jakarta. Penelitiannya hampir sama dengan Vera, membuat modeling matematika untuk menganalisa produksi DME (Dimetil Eter) pada kebutuhan rumah tangga di Indonesia dengan menggunakan proyeksi model pertumbuhan. Laina Farsiah, satu-satunya peneliti wanita angkatan 2007 yang telah melaksanakan KKP nya di Taiwan. Ia melakukan risetnya di Academi Sinica, tepatnya di OSSF (Open Source Software Foundry) untuk mempelajari Media Wiki. Sedikit informasi, Jurusan matematika yang saya tekuni sekarang, menspesifikasikan bidang minat matematika dalam 4 hal, Matematika-Terapan, Matematika-Murni, Matematika-Statistik dan Matematika-Komputasi (Computer Science). Semua teman yang saya sebutkan adalah Mahasiswa Matematika angkatan 2007 yang juga teman sekelas saya. Presenter terakhir adalah Rika Sri Utami. Rika mahasiswa MIPA Kimia yang jenius luar biasa dan rendah hati pula. Ia mahasiswi tercepat angkatan 2007 yang akan sidang proposal dalam bulan ini. Ia mengikutkan penelitiannya pada PKM-P (Pekan Kreatifitas Mahasiswa-Penelitian) tahun lalu. Dalam penelitiannya ia juga mengikutkan Rian dan Milda (Mahasiswi Jurusan Biologi) sebagai partner kerja. Judul penelitiannya untuk menguji antimakan ekstrak Metanol dan Etilasetat tumbuhan Loranthus Parasiticus terhadap Epilachna Sparsa.

Saya sebagai moderator merangkap MC, merasa dikelilingi nuansa akademik yang kental dan nuansa peniliti yang begitu melekat pada Fakultas yang hampir 4 tahun saya naungi. Rasanya tiap detil yang mereka teliti sayang sekali jika hanya disimpan dalam bentuk kertas semata. Teman-teman di sekeliling merupakan guru besar yang selalu memberi inspirasi bahwa jargon "Yang Muda Yang Berkarya" belum mati. Saya seperti lalat dalam tudung. Masih sedikit sekali yang saya persembahkan untuk kampus maupun lingkungan. Karya saya masih kecil. Saya sangat yakin, sedikit saja bekerja keras akan membuahkan hasil yang lebih baik. Mari generasi muda, tak ada waktu untuk berleha!
More...

Author: Ummul Khairi
•Sunday, December 26, 2010



There's a handwritten note pressed in the door of her screened in porch

Ada gerangan lebih diam dalam tegakmu sebelum 500 kata meluncur dalam ruang kosong




And I am sailing away recalling that day miles from shore
Sedemikian senja, satu bayangpun tak menjejaki. Hingga ia harus menunggu pusaran dunia berhenti sebentar untuk 2 senti senyuman saja. Bila belum pada waktunya, ia tak akan kembali walau seluruh ruang hati telah diteriaki berjuta rindu




She was still wearing white and robins egg blue, her grandmother's dress
Kau masih memakai label samar. Seujung kukupun belum tergambar!




When I left early this year, how I wound up here is anyone's guess
Adakah yang menerka seberapa lama ia tinggal? Entah. Bahkan ia menetap masih terlalu kaku untuk menjadi luruh.



When the new sites grow old and I start to feel cold I'll sail home again

Pada muara mana lagi kembali mengadu jika bukan di rumah Tuhan Segala.




Goodbye Brielle,only whispers can tell. Of the sweet dreams that we knew so well. I'll see you around our dear ocean town
Sampai jumpa, hingga 2 milenia berikutnya. Pada satu kota di ujung Eropa.




The frozen days we set ablaze. Sent me drifting away
Waktu lalu terasa beku hingga menjalar tulang. Pendar-pendar masih terkatung diam di atas kepala. Kapankah diam itu rubuh?




Like a butterfly, you floated by and now you're alone. I wish I knew when I'll be back again. So until then I wish you well, my dear Brielle
Sesaat lagi awan yang terlihat dulu akan berbeda. Pijakan lagi tak sama. Hanya bebatuan persinggahan dulu, dan pendar biru masih terbungkus rapi dalam benak seorang bodoh.




Strolling over the sand, cobblestone paths that wind through the trees. Breathing the sweet forest air makes a blue bird aware that she could be free
Orang bodoh itu hanya melebarkan jejalnya pada seluruh waktu yang pernah dilalui. Sesekali angin mencoba berdamai dengannya. Walau beburung di atas kepala dapat membaca pikirannya dengan petanda.




When the new sites grow old and I start to feel cold I'll sail home again
Bening-bening kaca minta keluar. Terkadang orang bodoh sekalipun sadar, bahwa ada suatu bagian darinya yang paling ia inginkan tak bisa dimiliki. Sekalipun masih berpijak di langit yang sama. Ia beranjak pulang ke rumah Tuhan Segala



Terinspirasi dari sini. Liriknya mengalami adaptasi dengan hidup saya. Sembari menulis, saya melihat video ini. Saya seperti berada pada stage yang sama dengan Ladya Cheryl. Ingin mengulang sesuatu pada tempat, momen dan waktu yang sama seperti yang pernah dirasakan pada waktu iti. Ada sesuatu yang menjalar ketika bertemu sesosok itu sepersekian detik lalu. Ketika ingin dirasakan kembali, otak normal tak bekerja dengan baik. Ia menunggu sesuatu yang mengkaitkan pada momen sepersekian detik itu tadi. Entah tempat, situasi bahkan waktu yang sama. Ia juga tau bahwa penantiannya tak pasti, namun ia sadar satu hal, ada bagian dalam hidupnya yang paling ia inginkan tak selamanya harus dimiliki. Terkadang hanya cukup dinikmati sepintas lalu saja.

Kadang dunia hanya berputar pada tempat yang sama. Berpijak pada runtutan itu-itu saja. Berporos pada ketidakpastian dan kebanyakan hanya bersumber pada satu nama. Namun walau hanya sesaat dengan nama itu, ada beberapa bagian dari kelenjar otak tak bekerja maksimal. Sebagian minta dibuang, sebagian yang lain dibiarkan merambat. Apapun itu, Tuhan memberikan sesuatu dengan perencanaan rinci. Tuhan telah menulisakannya, kapan dua orang saling bertemu dan berpisah. Masing-masing sesuai proporsi. Tidak ada yang ditambah maupun dikurang.

Untuk sebuah nama yang bersarang pada tubuh seseorang, semoga cepat sembuh. Senja telah menunggumu pada pijakan berbeda.
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, December 22, 2010

Waktu itu Ayah pernah bilang, "Nama Ayi paling istimewa". Kelahiran juli 89 tepat hari sabtu. Aku diam. Apa istimewanya nama yang berhuruf depan "U", selalu mendapat giliran akhir ketika disebut di absen. Apa istimewanya jika dalam satu kelas ada dua nama hampir sama persis, hanya pengurangan huruf "I" pada ujung namanya. Melihat tak ada bantahan, Ayah melanjutkan, "Istimewa karena Ayah sendiri yang ngasih nama itu. Beda dengan Akin dan Ekal, ada campur tangan Kakek". Ia tersenyum penuh arti. Dan, hanya ia yang tau artinya.

*****

Hari ini tepat 2 bulan. Ingatan lalu kembali terbuka. Ada layar lebar yang membentang tak berjarak. Sebuah keputusan mendalam yang melibatkan seluruh kepala berpusat pada satu hal, tanggung jawab. "Kita punya banyak saudara di sekeliling, punya makanan dan simpanan yang cukup. Ayah dan Mama hanya memenuhi panggilanNya sebelum memenuhi panggilan yang sebenarnya. Sederhananya, menggenapkan rukun islam terakhir. Selama kami disana, jaga adik baik-baik ya Nak". Perkataan lelaki usia 54 itu parau. Wajah itu memaling. Menghilangkan jejak-jejak bening kaca di matanya. Tak mampu melihat wajah tundukku yang mengekori sudut matanya.

*****

"Selamat hari ibu ya, Yi" ucap tulus seorang teman. "Semoga menjadi ibu yang baik" lanjutnya. Ia berlalu dan hening. Seperti ada balok es menghantam cepat kepalaku. Rasanya pijakan tak lagi nyata. Atau kaki sudah tak bersama tubuh? Entah.

*****

Pecahan es kini sedikit mencair. Cairan beku tadi seperti melumpuhkan rasa. Rasa seperti menuntun ulang dimensi untuk menyusun kembali puzzle-puzzle ke tempatnya semula. Seperti Ayah mengeja sesuatu pada kata-katanya. Belasan tahun silam, pada sebuah kertas pucat, tergantung belasan harap untuk penghujung masa depan. Namun, belasan menit lalu seperti timbangan timpang yang berat sebelah. Timbangan atas seluruh pencapaian yang sama sekali tidak menundukkan apapun dibanding satu hal yang disebut Ayah istimewa. Sebuah nama kebaikan untuk dunia akhirat. Sebuah nama kebaikan untuk teman hidup kelak dan sebuah nama kebaikan untuk anak-anaknya. Ummul Khairi. Pengharapan besar Ayah untuk menjadi ibu atas segala kebaikan.

Dulu nama itu seperti tak berbekas. Malah aku ingin digantikan dengan lebih sesuai. Tapi, sepanjang hari lalu, aku mulai mengeja nama, sama seperti Ayah mengejanya. Bahkan ia menyusunnya menjadi sebuah harapan. Harapan akan kebaikan melalui sebuah nama. Ada dua hal yang paling kuinginkan selepas ini semua, melihat Tuhan Yang Mulia dan merefleksikan nama Ummul Khairi dengan sebenarnya. Sebenar Ayah mengartikan Ibu Yang Baik untuk namaku. Terima kasih, Ayah. More...

Author: Ummul Khairi
•Thursday, December 16, 2010

Seseorang yang hanya mengikuti arus tanpa mempertanyakan arahnya. Mereka berpikir tentang menang dan ia berpikir bagaimana cara berjalan. Berpikir cara menghabiskan makan sedangkan ia berpikir bagaimana cara menikmati makan. Segala yang ia butuhkan adalah terus berjalan walau ia tak tau siapa yang ditemui dijalan. Ia berjalan dengan arus acak agar mereka sulit menerka kenapa ia harus berjalan.


Untuknya yang kuingat selalu bersandar pada bebatuan menjulang. Memaklumat senja dengan sedikit torehan cerita dan terus berjalan kedepan tanpa memikirkan ada dua pasang mata yang mencerna tiap kata dibalik punggungnya
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, December 15, 2010

Diantara 2 yang sudah saya sebutkan pada postingan lalu, inilah PR terakhir dan sulit dijawab untuk orang sekelas saya. Sebuah pertanyaan esensial juga klasik dan rata-rata semua orang ingin mencapainya. "...by the way I still want to discuss about how to make network that we ever told before. Maybe you can tell me how to make relations/friendship/network with others especially foreign". Itu sepenggal email yang dikirim seorang teman 2 hari lalu. Ternyata ia masih ingat percakapan kami tempo hari tentang the way important network. Harusnya percakapan tidak berlanjut jika saya tidak mengirim artikel senior yang melanjutkan studi magister di Geelong, Melbourne. Niat saya mengirim artikel tersebut karena ia juga tengah belajar di Indonesia untuk melanjutkan studi magister disana.

Ia menyayangkan dirinya yang jarang sekali keep in touch dengan teman-teman atau profesor yang ia jumpai di Indonesia dan Jepang. Hm, maybe you just need a little begining. Bener lho! Walau kita punya deeply desire, tapi ketika tidak memulai, tentu komunikasi tidak akan terjalin. Tidak perlu jauh-jauh merefleksikan dulu ke foreigner, prinsipkan dulu dan memulai komunikasi dengan teman-teman lokal jauh lebih baik. Sama halnya seperti membangun sebuah pertemanan. Semuanya tidak terjadi begitu saja. Pun, tidak bisa dengan cara yang instan. Seperti kita butuh teman, pasti teman itu ada seperti adanya kita untuk teman itu. Prinsip saling mensinergikan satu sama lain yang paling dibutuhkan. Satu hal, jangan pernah menganggap teman itu seperti "obeng", ketika tidak dibutuhkan bisa dibuang. Sepantasnya ia dianggap "seseorang" diantara "banyak orang". Saya teringat jargon Fatih Billingual School, "semua murid kami bagai satu murid kami".


So, how about the foreigner? Seperti yang kita tau, hidup di Indonesia berbeda dengan hidup di Amerika, Ausie, Eropa dan Afrika. Jika orang tanya mengapa, saya hanya ingin meringkasnya, Tuhan yang menjadikan beda agar kita selalu belajar. Belajar arti toleransi, keterbukaan, menjadi minoritas, teknologi, kelaparan, survive juga keluar dari comfort zone.

Saya pernah sekali dilibatkan bekerja pada foreigner, pernah homestay dan belajar budaya mereka secara langsung juga keluarga saya pernah membuat agreement kerja sama selama setahun pasca tsunami menerjang Aceh. Berdasarkan sedikit pengalaman ini, saya bisa meng-ekstrak beberapa bagian. Dalam bekerja sama atau membuat perjanjian persetujuan sebuah kegiatan, pastikan terlebih dahulu, apa yang di dapatkan dari kerjasama itu. Ini bukan perkara untung rugi tapi merupakan awal dari pembagian tugas atau job description. Apa yang menjadi hak dan kewajiban harus jelas dan dibicarakan secara terbuka. Pastikan semua yang telah disepakati ada hitam di atas putih alias kesepakatan kerjasama di atas sebuah kertas. Jangan hanya karena kita mengenal baik negara tersebut dengan kedisiplinan atau penepatan janji, kita langsung percaya. Sekali lagi, aturan dan negara adalah sebuah tatanan sistem tapi yang merusak segalanya adalah orang-orang di dalamnya. Setiap orang kan beda-beda dan satu hal, tidak ada manusia yang dapat di percaya 100%. Hal-hal lain yang penting seperti akomodasi, logistik, transportasi juga beberapa hal dalam komunikasi akan berjalan dengan sendirinya. It just a time.

Membangun social networking atau relation, termasuk gampang-gampang susah. Saya sampai harus buka kamus oxford untuk menekankan makna dari keduanya. Dari beberapa makna, mungkin way in which two or more things are connected lah yang penting. Lalu? How to connected with them? Tidak ada kata lain selain komunikasi! Ketika akan berpisah dari seorang foreigner, jangan lupa minta email atau minimal social network account yang ia punya. Permulaan komunikasi, gunakan bahasa yang familiar namun tetap santun. Boleh juga diiringi joke tapi tetap hati-hati karena dinegara manapun sebuah joke pasti berbeda. Joke ini juga punya kelemahan, jika salah mengartikan maknanya, bisa jadi pertemanan yang selama ini terjalin baik akan putus tiba-tiba. Kadang jika berkomunikasi, kita sering menganggap teman kita membalas datar saja. Jangan salah mengartikan "kedatarannya". Banyak orang di negara luar berkomunikasi sesuai kadarnya, apa yang ditanya itulah yang akan dijawab. Mereka lebih banyak tidak basa-basi dari pada di Indonesia. Sesekali minta dikirim berbagai info atau kegiatan yang tengah hangat di sekitarnya atau di negaranya, bisa tentang beasiswa, hot issue, maupun kegiatan yang tengah ia lakukan. Tanpa diminta kita juga bisa melakukan hal serupa. Jadi, ketika memang pada saatnya kita "butuh" sesuatu, akses yang didapatkan juga lebih mulus.

Dikampus tempat saya belajar juga sering melibatkan mahasiswa untuk ikut serta dalam event-event nasional maupun internasional. Saya pernah 2 kali ikut dalam event conference international sebagai committe. Mungkin urusan softskill yang saya miliki adalah alasan nomor dua, tapi saya dan teman-teman dipilih karena network itu tadi. Saya sering berkomunikasi dengan salah seorang senior dan kemudian diajak untuk ikut bergabung dalam event tersebut. Ketika ada event serupa, saya kembali diajak karena bekerja dengan baik pada event sebelumnya. Nah, memberi yang terbaik juga berarti memberi harapan untuk dipercayai. Dipercayai karena mampu melakukan yang terbaik. Untuk selanjutnya, kepercayaan ini yang harus dijaga. Satu kepercayaan akan menghasilkan kepercayaan yang lain. Ah, sinergi sekali kan? Jika ingin melengkapi lebih lanjut secara teknisi, ada satu bacaan yang menarik disini.

Well, itu sedikit sekali dari yang saya tau berdasarkan pengalaman yang pernah saya jalani. Ukuran network dan relations bagi tiap orang juga beda-beda. Semoga bisa menjawab PR nya. Dan, di akhir email ia juga berkata "the campus is very nice, its has best facilities and the city,Melbourne, nice as well. Deakin is good as an education university in OZ. Hmm.. do you interest to go there, the campus near the sea and you can see sunset or sunrise :)". Dalam hati saya langsung menjawab "i do, i really do, as long as with you :D"
More...

Author: Ummul Khairi
•Tuesday, December 14, 2010

Jika sistem di dunia ini juga mengenal SKS alis Sistem Kebut Semalam, itulah yang saya lakukan saat ini. Bulan desember juga bulan final untuk mahasiswa menjelang semester akhir seperti saya. Seluruh kegiatan bernama wasting time harus sudah masuk kantong untuk sementara waktu. Kecuali satu kegiatan yang tidak pernah padam walau himpit menyerta, berjalan sendirian sambil hunting buku di sore hari. Meski waktu dan gerimis awal desember masih membelenggu jiwa untuk sekedar berjalan, tapi sunset pada persimpangan jembatan lamnyong masih menyisakan semangat walau hanya sekedar berdiri dan melumat suasananya dalam-dalam.

Tapi sekian waktu yang sengaja dilewati untuk sendiri, tetap saja malam pemenangnya. Saat semua kepala menyandar indah pada dimensi rupa-rupa, saya tetap setia pada kata saja. Gigitan dingin yang kerap menusuk serasa bisa diabai beberapa waktu kedepan. Memang Tuhan telah mencipta pada apa yang dianggapNya cukup bagi seseorang. Dan, semua yang melewati malam, cukup bagi saya.Then, here i am!

Beberapa waktu lalu, merupakan titik ledak dalam hal menyanggupi sebuah permintaan. Maka, saya biarkan seluruh organ tetap fokus pada apa yang saya anggap layak untuk ditepati. Sebuah janji! Terhitung 3 untuk saat ini. Seorang teman meminta untuk mentraslate beberapa slide English tentang TrueCript. Saya menyanggupi karena merasa bisa tanpa memperhatikan ketersediaan waktu dan urusan lain yang harus ditangani. Ia juga memberikan tenggat waktu. Lagi, saya menyanggupi. Pada waktu yang telah ditentukan, satu slide pun belum saya terjemahkan karena alasan kondisi kesehatan saya dan adik yang nyaris di rawat inap kerena DBD. Untuk masalah keluarga, saya tak punya toleransi lebih. Buat saya, urusan keluarga lebih penting dari pada dunia yang saya geluti sekarang, termasuk urusan janji!


Baiknya ia memaklumi kondisi tersebut. Pada saat yang berbeda, saya dan dia membuat kesepakatan untuk belajar online via YM tepat pukul 9 malam. Saya kembali menyanggupi. Tapi pada akhirnya, lebih 30 menit saya in line. Alasan saya masih hampir sama. Keluarga! Ya, family terdekat menghembuskan napas terakhir tepat pada hari saya janjian. Mungkin ia dongkol dengan sikap saya tapi ia berusaha menutupi. Dan, benar saja. Setelah saya merutuk diri atas kelalaian menepati janji, ia pun mengaku.

Pada saat yang sama saya juga merasa bersalah. Mengapa sebuah alasan keterbatasan dijadikan pembelaan. Padahal jika dirunut kebelakang, harusnya saya bisa belajar menghargai waktu dan tiap urusan. Setiap orang pasti punya keluarga atau urusan yang secepatnya harus ditangani dalam tenggat waktu yang disepakati. Tapi, sekecil apapun sebuah urusan dengan orang lain tetap harus dihargai kan ya. Jika menjadikan alasan sebagai sebuah pembelaan, bisa saja pada waktu yang lain, alasan pula yang menjadikan seseorang menyepelekan hal-hal yang seharusnya bisa selesai hari itu juga. Semua resiko harus ditanggung masing-masing selama disepakati bersama. Jika hal sekecil ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin besok terulang kembali. Kebaikan bukan hanya dinilai dari apa yang ia berikan, bukan? Tapi juga menghargai ekspektasinya dan effortnya juga.

Well, after that, saya kena kultum! Saat ini, masih ada 1 PR darinya. Itu salah satu upaya untuk memperbaiki kembali seluruh keadaan. Walau tak terganti secara sempurna, minimal kepercayaan itu harus dikembalikan dengan segera. Sebenarnya malam ini saya adendakan membaca beberapa bacaan yang tertunda. Tapi mungkin dikesampingkan dulu. Ya, biarlah. Minimal, saya menghargainya melalui effort yang saya keluarkan.
More...

Hiu
Author: Ummul Khairi
•Friday, December 10, 2010



Sudah pukul 1 dini hari semenjak saya menekan tombol power di laptop. Tapi, sudah lebih dari 24 jam saya memikirkan satu nama, Linda. Hati saya tergerak melenyapkan ego untuk sekedar bertemu dengannya dalam waktu dekat. Enam desember lalu dia menyempatkan untuk mengirim pesan singkat, kira-kira seperti ini "Hiu tersayang, besok 1 Muharram. Jangan lupa baca doa awal tahun ya. Ada di Majmu' Syarif. Semoga Allah menjaga kita". Saya tidak heran lagi kenapa kami-saya dan dia-hanya mengirim pesan singkat semata. Saya tau kesibukannya melebihi kapasitas saya yang terbilang sok sibuk di kampus maupun di rumah. Sahabat yang menemani saya dalam kurun waktu hampir 6 tahun ini, kuliah pada dua universitas yang berbeda dalam tahun yang sama. Dua fakultas yang ia jalani pun masuk dalam grade tertinggi di universitas masing-masing. Ia seorang yang cerdas, fokus, mandiri, anak bungsu dan susah diam jika sudah tertawa :D

Saya sempat kaget ketika ia meminta kesediaan untuk menjadi hiu kecilnya. Saya tak mengerti, kenapa harus jadi hewan karnivor dulu untuk menjadi sahabatnya. Dan, ia pun berkisah. Seekor hiu ukuran besar sekalipun juga butuh semangat dan tenaga ekstra jika ditempatkan pada wadah yang sama dengan hiu berukuran kecil. Lha, kenapa bisa begitu? Jelas bisa begitu. Karena, jika seeokor hiu berukuran besar sendiri di wadah, ia akan diam saja, sebaliknya jika ada teman disampingnya, maka hiu berukuran besar punya semangat lebih untuk saling berkejaran dengan hiu berukuran kecil. Sama halanya seperti hiu, seorang manusia pun tak mampu hidup sendirian. Ia juga butuh semangat untuk hidupnya. Meskipun semangat terlihat kecil di mata orang lain, tapi di mata seorang sahabat mampu menjadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang berharga karena seorang sahabat adalah seorang yang terpilih dari sebarang acak yang telah diberi Tuhan pada hidupnya. Filosofi yang sangat menarik!

Sudah cukup lama juga kami tidak bertemu walau hanya untuk sekedar berbagi telinga, tawa, aktifitas dan muraja'ah. Satu hal yang paling memotivasi saya ketika kami berkomunikasi, ia pasti menanyakan "Sudah berapa juz hafalannya?". Saya malu sekali jika harus mengaku, mengingat hafalan di kepala yang tidak bisa di kategorikan banyak. Saat bertemu pun, rindu yang memuncak itupun dihargai sebaik mungkin. Kualiatas waktu! Itu yang paling penting.

Saya menghargai waktunya sebagai kesatuan yang utuh. Artinya saya tidak mengobrak-abrik waktu yang telah ia tentukan untuk segudang agenda yang telah disusun rapi. Saya sangat yakin, Tuhan telah mengatur waktu yang paling tepat untuk seseorang bertemu dan berpisah. Proporsinya sesuai kadar tanpa ditambah maupun dikurang. Sahabat terbaik bukan saja mengingatkan sesuatu dari dekat tapi juga dari jauh. Bukan pula sebuah kuantitas dengan setia menanyai keberadaan dan kabar tiap waktu, tapi sebuah doa yang dirahasiakan. Rahasia karena hanya pendoa dan Tuhan lah yang tau dari tiap lembar kebaikan yang ia pinta untuk saudaranya sendiri. Wajar ketika mencintai saudara yang telah kita pilih berharap balik dicintai. Namun, hal yang mendasar bukan kembali mendapat cinta yang menjadi tujuan akhir. Tapi Tuhanlah yang kita tuju dan syurga menjadi bayaran termahal atas jiwa dan rasa. Jika berharap cinta lebih dari saudaramu sungguh tidak relevan dengan apa yang telah Tuhan berikan, pun tak akan sanggup manusia memberi sebanding dengan apa yang telah diberikanNya. Jika seseorang bertemu lalu berpisah, maka Tuhan telah bermain di dalamnya. Sebuah sifat natural yang tak perlu bantahan.

Sudah berulang kali kami mengagendakan jadwal bertemu, namun lagi-lagi ada yang harus di prioritaskan. Ah, sebenarnya memang skenarionya kami tidak dipertemukan dulu sebelum waktunya. Rindu? Jangan tanya. Saya melangitkan rindu padanya. Ingin sekali bertemunya sambil menyetor beberapa ayat baru. Semoga Tuhan mempertemukan pada saat yang paling tepat.

Sudah larut sekali. Saya butuh istirahat untuk menstabilkan kembali tubuh yang sempat drop lagi pasca keluar dari rumah sakit. Cukuplah "The Gift of A friend" nya Demi Lovato yang juga menjadi original sountracknya Tinker Bell; The Lost Treasure. Lagu ini menggambarkan betapa saya bahagia Tuhan anugrahi seorang sahabat terbaik dunia dan akhirat.
----------------------------
Sometimes You think You'll Be Fine by Yourself
Cause a Dream is a Wish You Make all alone
Its Easy to Feel Like You Dont Need Help
But Its Harder To Walk On Your Own

You'll Change
Inside
When You
Realize

The World Comes To Life
and Everything's bright
From Beginning To End
When You Have a Friend
By Your Side
That Helps You To Find
The Beauty you are
When You'll Open Your Heart and
Believe in
The Gift of a Friend
The Gift of a Friend

Someone Who knows When Your Lost and Your Scared
There through The Highs and The Lows
Someone toCount On
Someone Who Cares
Besides You Where Ever You Go

You'll Change Inside
When You
Realize

The World Comes To Life
and Everythings bright
From Beginning To End
When You Have a Friend
By Your Side
That Helps You To Find
The Beauty you are
When You'll Open Your Heart and
Believe in
The Gift of a Friend

And When your Hope Crashes Down
Shattering To The Ground
You , You Feel All Alone
When You Don't Know Which Way To Go
And There's No signs Leading You home
You're Not Alone

The World Comes To Life
and Everything's bright
From Beginning To End
When You Have a Friend
By Your Side
That Helps You To Find
The Beauty you are
When You'll Open Your Heart and
Believe In
When You Believe In
When you Believe
The Gift of A Friend

More...

Author: Ummul Khairi
•Sunday, December 05, 2010


Kami tiba di rumah pukul 00.30 waktu Banda Aceh. Setelah melawan kantuk dan kemacetan, kami ingin segera tiba di rumah untuk istirahat dan memanjatkan doa. Melepas penat dan, tentu saja bertemu kerabat. Mengabarkan berita bahagia bahwa mereka telah tiba.

Kepalaku tak berat juga tak bisa dikatakan ringan. Namun aku memilih untuk menatap langit kamar. Aku tak sendiri malam itu. Masih ditemani Dua Raut Wajah Tua. Belum jauh untuk kusebut kerabat. Namun mereka merayu malam agar melambatkan waktu. Aku ingin berbincang sebentar. Kupaksa kepalaku memutar beberapa waktu lalu. Aku berceloteh tak asal pada beberapa orang yang kutemui.

"Aku ingin menjadi anak rantau seperti kalian"

Mereka terbahak. Membiarkan pundi-pundi silam berseliweran pikiran ketidakmampuan. Membahasakan sebuah kemandirian dengan keterbatasan. Menerka dan menyimpulku dengan lirikan tak percaya. Biar. Aku diam saja. Mereka hanya tak melihat lebih dalam apa yang ingin kugali. Namun Tuhan telah lebih dulu bermain di Lauh Mahfuz. Tuhan menulis takdirku.

Bulan lalu, seperti dunia lain bergumpal-gumpal memenuhi otak. Tanpa permisi mengaduk tiap tatanan yang kubuat rapi. Mereka menanyaku,

"Kapan terakhir kau terlihat seperti ini? Rasanya hampir tak pernah kepalamu beku dengan hal remeh temeh seperti ini"

Lagi, aku tetap mengunci semua keadaan. Ingin sekali berpaling ulang dan mengatakan,

"Jika itu yang kaupikirkan, artinya kau tak mengenalku"

Namun urung. Semua masih tersimpan rapi. Tuhan memberiku ruang lebih untuk menjaga tatanan agar tak ada siapapun berani mengambilnya untuk dibicarakan pada dunia. Ruang itu berpenjaga ganda. Tiap tingkatan tak terbatas volumenya. Dan, aku kembali. Menyatukan lalu pada keadaan sekarang. Menumpukkannya pada sebuah nama, Tuan Elang Malam. Tisikannya selalu menembus jeruji. Tiap malam ia menunggu cerita. Walau terkadang kapas hitam kembali membelenggu.

"Tuan Elang Malam, kau memang bukan Tuhan tapi aku hanya ingin menyampaikan. Ruang yang Tuhan ciptakan juga tak akan kubagi seutuhnya. Namun, walau cahaya sekalipun mengaburkan, kau tetap sama. Lembut. Tuan, jika aku bercakap padamu, maka refleksikan sebuah rindu yang ingin kurasa pada dua orang yang paling kusayangi disana. Dan Tentang Sebuah Rindu, tak akan berlabuh pada hal yang salah. Cukup satu ruang ini yang mampu kubagi dan biarkanlah mereka tau. Agar celotehku lalu tak dianggap sepintas lalu. Dan, kau tau? Itulah yang kutunggu. Setelah angka 21 yang kubawa dan tak pernah sekalipun aku berjalan sendiri dengan jumlah tersebut.

Tuan, jika aku tercekat maka kepalaku tengah berputar hebat. Ia tak mampu menahan semua kisruh. Juga tak mampu membaginya pada sembarang acak. Sewaktu-waktu ia mampu meledak seperti molotov. Meletup tak terkira, mengganda, terkembang dan berurai. Ini arahku, sebuah kerinduan yang mengendap begitu lama hingga tak menyisakan sebuah ruang baru untuk dijejaki. Tuan Elang Malam, katakan pada mereka di Rumah Tuhan, aku menanti untuk sebuah pelukan dan hangatnya air mata."

Waktu sudah cukup jauh melambung. Ketika selesai berdoa tadi, kami berceloteh ringan hingga tanggal 2 bergeser 3 Desember. Dan, memutuskan untuk menyambung segalanya esok. Aku masih ingin bercakap pada malam. Tepatnya, Tuan Elang Malam. Namun, ia enggan dan hanya melebarkan senyum. Ia tau, bahwa ruangku sudah terisi penuh-penuh.

More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, November 29, 2010


Bagian yang tersulit dalam hidup adalah mencoba mengerti orang lain. Menerima kondisi apa adanya. Beberapa waktu yang lalu, saya seperti disadarkan bahwa saya tak perlu terlalu mengerti orang lain untuk menyenangkan hatinya padahal sebenarnya saya tengah berbohong pada keadaan karena saya pun juga, tidak ingin terlalu dimengerti oleh orang lain. Toh setiap manusia juga punya jalan masing-masing untuk hanya sekedar memahami dirinya. Sayalah manusia itu. Manusia yang bebas menentukan seperti apa saya berjalan esok atau bagaimana tersimpan segala kepedihan jika kepala bereaksi lebih.

Inilah sulitnya. Terkadang Orang-orang di sekeliling ingin tahu semua urusan orang yang dianggapnya dekat tanpa mau peduli apakah ia memerlukan perhatian lebih untuk saat itu. Bagi saya, jika ingin mengerti keadaan seseorang maka tak ada yang lebih baik dan pantas selain menghargai apa yang ingin ia lakukan dan apa yang ia pilih untuk putuskan pada keadaan yang menggelayutinya. Jika ia telah siap, pasti semua keadaan akan berbalik. Menceritakan keadaan transisi maupun bahagia adalah bagian dari sebuah kepercayaan. Bisa jadi, ia ingin bahagia atau memendam luka sendiri. Terkesan terlalu introvert ya? Menurut saya tidak juga. Yang mengetahui baik buruk keadaan diri ya tak lain adalah diri sendiri. Belum tentu ketika berbagi ia merasakan ketenangan. Ini juga bagian tersulit. Cenderung orang-orang yang merasa dekat mengaggap hal tersebut adalah bagian dari penisbatan dirinya dan fungsinya sebagai teman. Hey..sekali lagi, tak semua keadaan personal harus diatasi bersama. Jika tak bertanya lebih jauh dan memberinya ruang sejenak, bagi saya adalah hal yang bijaksana. Inilah yang saya sebut menghargai sebagai bentuk atau konsep menerima sekaligus mengerti keadaan seseorang. Saya yakin sekali, ketika semuanya siap dibagi maka kepercayaan itu akan tumbuh dengan sendirinya.



Seorang teman berujar, kita tak dapat mengerti orang lain hingga hal terkecil. Atau terkadang kita tak perlu mengerti keadaan seseorang. Yang kita perlukan adalah menghargainya, apa yang dipikirkannya, sikapnya dan bahkan apa yang diyakininya. Saya juga setuju. Tak ada yang mengerti keadaan diri selain diri. Tak ada yang lebih tau apa yang terbaik selain diri sendiri.

Saya bukan manusia yang terikat pada hal-hal yang membelenggu tiap jengkal langkah maupun pikiran. Saya manusia independent yang tidak pernah suka mengadopsi cara orang lain bertindak untuk membuktikan laku hidup. Peran yang saya mainkan bernama Ummul Khairi. Itu saya. Bukan orang lain.

More...

Author: Ummul Khairi
•Friday, November 26, 2010



Healing is a simple act of kindness brings such meaning. Based on this song, you heal and you will be healed. When you give, you will receive. It’s Nature’s order.

VERSE 1:

It’s so hard to explain
قد يصعب عليّ أن أعبر

What I’m feeling
عمّا يختلج في قلبي

But I guess it’s ok
لكن اعتقادي

Cause I’ll keep believing
ينبع من إيماني

There’s something deep inside
هناك شيء في الأعماق

Something that’s calling
ينادي

It’s calling you and I
يناديني ويناديك

It’s taking us up high
يرتقي بنا إلى الأعلى

CHORUS:

Healing, a simple act of kindness brings such meaning
الشفاء … قد يتجسّد في عمل بسيط لطيف

A smile can change a life let’s start believing
بسمة قد تغير حياة الإنسان

And feeling, let’s start healing
فلنبدأ بعمل يكون فيه شفاء

VERSE 2:

Heal and you will be healed
شفاء بشفاء .. ومع كل شفاء شفاء

Break every border
اكسر القيود والحدود

Give and you will receive
اعط تُعطى .. فالعطاء يوجب عطاء

It’s Nature’s order
نظام كوني رباني

There is a hidden force
هناك قوى خفية

Pulling us closer
تجذب بعضنا لبعض

It’s pulling you and I
تجذبني أنا وأنت

It’s pulling us up high
تجذبنا للأعلى

CHORUS:

Healing, a simple act of kindness brings such meaning
الشفاء … قد يتجسّد في عمل بسيط لطيف

A Smile can change a life let’s start believing
بسمة قد تغير حياة الإنسان

And feeling, let’s start healing
فلنبدأ بعمل يكون فيه شفاء

MIDDLE 8:

Hearts in the hand of another heart and in God’s hand are all hearts
قلب بين يدي قلب و بيد الله كل قلب

An eye takes care of another eye and from God’s eye nothing hides
عين ترعى عينا .. وعين الله ترعى، و لا شيء عنه يخفى

Seek only to give and you’ll receive
إسع نحوالعطاء… و ستلقى و تعطى

So, heal and you will be healed
إشف.. و سوف تشفى

OUTRO (x2):

قلب بين يدي قلب و بيد الله كل قلب

عين ترعى عينا، وعين الله ترعى

كلمة طيبة صدقة

تبسمك لأخيك صدقه

كل معروف صدقة

اللهم اشف شفاءً لا يغادر سقماً
More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, November 22, 2010

Semua ringsut cerita berawal pada malam. Penat lalu pun hanya meretas pada malam. Hingga sekian purnama berlalu, jika teman tak datang maka malampun nelangsa. Wajah-wajah tua yang menetap sesaat di bilik kecil selalu menamainya dengan lelap. Tak perlulah kalian disini jika mengenalnya sebagai pelarian siang. Mereka tak tau saja, sudah berapa milenia kujejaki malam dengan tidak membawa siang. Orang-orang maniak dan candu seperti kalian tau apa?

Mari berlabuh sebentar di negerinya. Duduklah diam-diam. Resapi saja.

Dunia tanpa batas waktu yang sering kau sebut diam, ya itu kami. Semua angkara dan kemunafikan yang menjerat nadi cucu adam dihapus tanpa bekas jika kau tak angkuh pada Tuhan. Kami bekerja tak kenal jeda. Biarlah tusukan dingin menikam asal kau terjaga di sepertiganya. Pintalah apapun. Faqirkan hati agar belenggu mati. Negeri kami tak pernah redup meski kau melihat gulita diluar sana.

Sudah tenangkah?


Ya, kurasa begitu. Kadang malam hadir hanya untuk melelapkan sebagian tubuh untuk kembali memanjakan siang. Namun tidak denganku. Aku melupakan siang karena adanya malam. Aku tak kebal dingin tapi kupaksa tubuhku agar bertemu malam. Aku rindu. Malam hanya mengerti waktu yang satu. Malam tak butuh spekulasi dengan segala beban. Dengannya kembali kudapat diri yang utuh. Luruh segala urat yang meregang. Maka jangan mengusik rasa rinduku padanya. Cukuplah rindu yang mengunci segala karena diluar segalanya tak ada.

Terinspirasi dari seorang teman.
More...

Author: Ummul Khairi
•Thursday, November 18, 2010

Malam tengah menggelayut. Hinggap pada pundi-pundi langit. Menerawang pada kelam kapas-kapas hitam. Tak ada pertukaran benderang jika masa belum tiba. Masa yang ingin gegas jauh. Kota mati telak. Dua pasang cahaya pada bilik sunyi masih merayap hitam. Bukan ia tak ingin bungkam sesaat. Tapi rasa berlomba masa. Terlalu banyak kelam yang harus direnggut dalam-dalam, namun tak sepicingpun cahaya berpendar mengorbit.

Tentang sebuah kerontang Padang tak hinggap ilalang. Terik menerkam. Berpuluh ruh mengabai dunia. Mencari Baginda di dalam dasar hati. Pada altar langit ia menengadah. Membekap lara hati. Rasa butuh pelabuh yang tak diam di Padang. Ia ingin menyampaikan sesuatu dari jauh, dari bilik kecilnya.



Untuk dua manusia kucinta sepenuh jiwa. Tengah mencari Baginda pada Arafah mulia.
More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, November 15, 2010


There it goes again. I'm defenetly have no idea how i can express my feeling and stop asking then, why Kak Nova gave me some of expectation by awarding me as a creative blogger and i think she kept her self some whishes for the blogger is always keep blogging till the end. Well, see.. sharing is something. I must to do that also. I've plan for the next year on the ending February, InsyAllah. Wish Allah keep this age till that day. What else? Thank you very much for you, then keep blogging. More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, November 10, 2010


Kau bahkan tak pernah tau
Jeda waktu yang kuhabiskan bersama malam-malam lalu
Jumawa bertubuh satu
Berpikir satu
Ya, satu nama saja
Namamu
Runtun semua pendar berlalu
Tanpa singgah sedikit saja
Waktu lalu gegas pergi
Satu, dua waktu merayap sendiri
Hanya disana, berlalu mesin-mesin tua usang
Mereka tata satu-satu rapi
Tapi tak ada lagi biru yang kucari
Biru tua usang dan aku tau kau datang
Tiga, empat hingga kau kupaksa buyar
Kepalaku tak berhenti untuk hanya melihat kapan kau datang lagi
Pagi tadi tak kelu
Juga tak mau meninggalkan senja sendiri
Kau duduk temani bebatu berkawan sepi
Pikirmu tengah melangit
Menyatu rasa manis walau hanya siluet hari
Lima, kau tak kurasa hingga sekian senja
Aku tak kemana
Aku tetap disini
Pada bebatu hingga senja mereda
Hingga kau kulihat lagi


Malam lalu, ketika kepalaku tak bekerja
More...

Author: Ummul Khairi
•Tuesday, November 09, 2010

I do love this song. Ever! I wonder why, mostly of my favorites western song is dominant guitar. Wish someday i able to play it and this song based on his reference. Thank you so much. November rain is perfectly suitable on this nice song *wink



There's a handwritten note pressed in the door of her screened in porch
And I am sailing away recalling that day miles from shore
She was still wearing white and robins egg blue, Her grandmother's dress
When I left early this year, how I wound up here is anyone's guess
When the new sites grow old and I start to feel cold I'll sail home again

[Chorus:]
Goodbye Brielle
Only whispers can tell
Of the sweet dreams that we knew so well
I'll see you around our dear ocean town
The frozen days we set ablaze
Sent me drifting away
Like a butterfly, you floated by and now you're alone
I wish I knew when I'll be back again
So until then I wish you well
My dear Brielle

Strolling over the sand, cobblestone paths that wind through the trees
Breathing the sweet forest air makes a blue bird aware that he could be free
When the new sites grow old and I start to feel cold I'll sail home again

[Chorus]
More...

Author: Ummul Khairi
•Tuesday, November 02, 2010


Pembuka November bernama hujan. Kanal-kanal selokan dibanjiri bongkahan air dari langit. Dua tiga manusia berpayung angin. Sesekali gerbang sebelah rumah berdecit. Berderet-deret balok bermesin dikeluarkan demi melindungi anak-anak seragam merah putih. Lalu satu persatu mesin-mesin melaju cepat. Ah, mereka berburu waktu yang bergegas pergi. Miniatur dunia seakan melambat. Karena segala kemunafikan telah ditampik dinginnya yang menggigit. Jika malam beranjak tidur, ada saja makian mengawali hari. Beberapa anak manusia meracau mengutuknya. Mereka terpaksa membenamkan tubuh dalam selimut tebal atau hanya sekedar menyayangkan tapak melangkah keluar tempurung masing-masing.

Di sudut sana, banyak katak riang. Daun menasbihkan cinta. Ilalang menuai rindu angin. Mawar bercumbu embun. Ikan keciprak gesit. Mereka telah mendefinisi hujan. Mereka tunduk.Tak angkuh pada Baginda Raja Segala.

Pada satu jendela usang. Bertisikan jeruji padat. Berpendar dalam balutan siluet. Ia mencinta pagi dan hujan, tapi tak kebal dingin. Jika saja keheningan ini tak berhenti. Tak ada lagi segala kemunafikan. Segala dosa telah di endapkan Baginda Raja Segala dengan sempurna. Semua kepala gila dimatikan. Tautan dendam angkara murka beku serta merta.

Ada pagi masih berbinar mengerling manja. Ada kubah-kubah karisma menatap ke bawah. Ada tembok-tembok raksasa pelindung baja tak buta suasana. Putih. Sejauh ini hanya putih saja. Ada manusia dalam perut Baiturrahim. Tak banyak. Hanya segelintir saja. Ada Dhuha disana. Mereka tengah faqir pada Baginda Raja Segala penuh air mata, dan hujan kembali menghapus segala durja.


Pagi hari.Rumah.Sendiri.Hujan
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, October 27, 2010


Ahai..Entah angin apa, pencitraan daerah mana, integral lipat berapa, yang membuat senpaiku Nova Miladiyarti rela memberikan Friendly Blogger awardnya untuk saya. Saya sempat berkunjung ke blognya Riza dan kebetulan postingannya saat itu ia mendapat award dari Nandini. Kalau tidak salah, blognya Nandini lagi Anniversary yang keberapaan gitu. Saya pikir, dalam blogsphere ada juga ya yang seperti itu dan sah-sah saja. Toh, sekali setahun. Tapi, ternyata makna award bisa lebih luas. Award bisa berarti penghargaan telah menjadi saudara sedunia maya. Ah, saya senang menjadi blogger. Untuk Kak Nova, thank you banget ya. Memberi akan mendapat lebih, benar itu! Oh ya, saya bingung juga ini, award-awardan ria ini harus dilanjutkan ya? More...

Author: Ummul Khairi
•Sunday, October 24, 2010


Anonim! Menurut KBBI adalah: (Lat) tidak bertanda tangan; nama anonim, nama samaran; karangan anonim, karangan yang tidak dicantumkan nama pengarangnya; surat anonim, surat buta, surat kaleng. Jika saya disuruh meringkasnya dalam satu kata, maka anonim bernama privacy/keleluasaan pribadi. Saya melihat anonim, terkadang, bernama sebuah batasan yang tidak boleh dilanggar menurut formulasi-formulasi diri yang dibuat sedemikian rupa agar satu batang hidungpun tak boleh ketahuan. Atau, anonim dapat berupa pengaktualisasi diri dalam wujud maya agar pembaca hanya mengenal sosok abstrak melalui suguhan kata. Panjang sekali. Baiklah, cukup saya sebut privacy dan saya yakin ada banyak kepala yang mengiyakan.

Dulu, sempat ada yang tidak setuju dengan being anonim pada status FB saya beberapa bulan silam. Sebagian ada yang rela mengeluarkan pulsa hanya sekedar sms menanyakan kebenaran tersebut. Sebenarnya kebenaran menjaga privacy dengan menjadi seorang anonim tidaklah mutlak. Banyak cara untuk mengubah ke-anoniman seseorang. Saya sendiri, jika ingin anonim di blog, akan saya ringkas perkata seabstrak mungkin karena menyadari apa yang saya tulis menjadi perhatian semua orang termasuk seseorang yang saya tulis dalam kalimat perkalimat tersebut. Saya rasa, terkadang tiap orang butuh menjadi anonim.Butuh untuk tidak berspekulasi dengan keadaan yang menjadi-jadi. Butuh sebuah muara yang luas. Siapapun bisa menerka sedalam apa airnya namun tak mengetahui kemana riaknya.


Ah, saya ingin sedikit berkisah padamu, kawan. Terkadang saya menjadi anonim untuk semua orang dan terkadang untuk seorang saja. Percayakah kau kawan, bahwa diluar sana ada banyak orang yang mengagumimu lewat mana saja hingga bahkan melihat sandalnya saja ia seperti tak lagi berada di dunia. Percayalah! Jika kau masih tak percaya, saya akan memposisikannya pada diri saya sendiri. Saya sudah lama mengagumi tulisan seseorang tapi tak pernah tau siapa penulisnya. Awalnya, saya tidak peduli siapa dirinya, namun kelamaan menurut pengamatan saya, dia adalah orang yang begitu dekat dengan saya. Setidaknya dia berada di lingkungan keseharian. Selang waktu berjalan, rasa penasaran itu tak memudar. Hingga suatu hari, seorang teman berujar dan membujuk saya agar berhenti mencari tau siapa dirinya. Jangankan disuruh hitung banyaknya bintang dilangit, garam dilautan pun saya sambangi demi meretas rasa penasaran.*halah!

Saya semakin tertantang, kawan! Beberapa teman yang memiliki alibi,saya datangi TKPnya.*bah!
Setelah bincang santai singkat dengan mengorek sedikit fakta tentang siapa dirinya dan....catch! I know who really siapa dirinya.*banzaiii
Setelahnya? Saya merenung sendiri. Sungguh. Saya pikir jika dia ingin open tentang siapa dirinya, maka hal itu sudah pasti ia lakukan dari dulu, awal sekali ketika ia muncul. Tapi kenapa pula ia harus mengaburkan jejaknya? Must be have some reason! Saya coba mereka ulang beberapa pembicaraan singkat dengan beberapa alibi. Mereka tau siapa dirinya tapi turut serta meng-anonim-kannya. Mereka hanya ingin menjaga tiap privacy yang ia coba bangun dari awal. Mungkin saja, ia menulis hanya sebagai katarsis. Ia tak ingin ada seorangpun mengenal siapa dirinya. Ia menulis dengan apa yang ia jalani, sederhana, tanpa kerumitan dan padat. Dan, benar saja. Saya, mengenal siapa dirinya hampir 3 tahun silam. Setelahnya apa? Saya tetap menjadi orang normal ketika berbicara dengannya. Cara saya tidak mengganggu privacynya adalah menyimpan fakta dan tidak mengumbar who really siapa dirinya. Dan, hingga saat ini saya masih mengagumi tulisannya yang sederhana. Karena dari awal memang begitu.

Saya juga berpikir, anonimnya seseorang tergantung niat masing-masing. Semisal blog. Dalam blogpun, ada hal-hal yang dianggap terlalu privacy untuk ditulis. Cinta mungkin. Jika pun ingin menulisnya, rangkaian anonim kata bisa mewakili perasaan tersebut. Itu sebuah tulisan, nah kalau keseharian bagaimana? Mudah saja. Terkadang, kita butuh waktu sendiri bukan? Saya rasa sesuai jika mewakilkannya dengan istilah "anonim".
More...

Author: Ummul Khairi
•Sunday, October 17, 2010


September hingga Oktober merupakan bulan-bulan tersibuk versi mahasiswa semester 7. Ditambah dengan kegiatan diluar porsi akademik cukup menyita perhatian. Saya dan teman-teman disibukkan dengan berbagai kegiatan Himpunan, mulai dari seminar motivasi, kedatangan native asing dan saya pribadi sangat memfokuskan diri pada club english yang saya ketuai. Memasuki awal Oktober, beberapa kali telpon selular saya berdering hanya untuk memastikan keluangan waktu membantu expo pendidikan terbesar di Aceh, Taiwan Higher Education Expo.

Bila dirunut pengalaman kebelakang, hadir dan ikut membantu pada acara internasional membutuhkan effort yang tinggi sesuai dengan label internasionalnya. Taiwan Higher Education merupakan pengalaman saya ke-tiga ikut berpartisipasi dalam acara bertaraf internasional setelah ICMSA (International Conference Mathematics, Statistics,and Applications) dan ICONES (International Conference on Natural and Environmental Science). Ada banyak sekali pengalaman ketika ikut dan berkecimpung langsung dalam acara internasioanal. Kita bisa bertemu dengan beragam orang di seluruh dunia, bisa mengetahui karakter serta budaya mereka, bahkan bisa saja mendapatkan relasi dari acara tersebut. Semuanya terasa menyenangkan.

Sembilan Oktober lalu, hasil kerjasama Universitas Syiah Kuala, Komisi Beasiswa Aceh, Pemda Aceh dan beberapa lembaga tinggi pendidikan Taiwan menghimpun sebuah acara dan mengkompilasikan dalam sebuah expo pendidikan bertaraf Internasioanal. Dihadiri oleh pejabat penting pendidikan Taiwan dan lebih dari 30 universitas ternama ikut membanjiri stand-stand yang telah didekorasi indah berskat satu sama lain.Walau embel di belakang acaranya sebuah expo, namun acara ini juga menyuguhkan seminar yang terbuka bagi siapa saja. Free. Dalam tiap stand juga terdapat banyak sekali informasi tentang universitas masing-masing, juga penawaran beasiswa dari universitas-universitas di Taiwan maupun beasiswa dari pemerintahannya. Acara yang dibuka oleh Rektor Unsyiah, Prof.Darni Daud dan Bapak Husni Bahri Top, berlokasi di pusat akademik Unsyiah, AAC Dayan Dawood. Tak tanggung-tanggung, siapapun bisa bertandang dari pagi hingga sore hari. Walau durasi acara hanya sehari saja, namun masyarakat Aceh terlihat sangat antusias. Hal ini dibuktikan dari jumlah masyarakat yang terus meningkat hingga menjelang penutupan expo.

Mereka juga sangat bersemangat membawa pulang souvenir dari masing-masing stand. Saya sempat memergoki remaja tanggung berpakaian SMA tentang semangatnya, "Dapat pulpen, Kak!", katanya sembari memperlihatkan souvenir dari Chinese Culture University yang berlokasi tepat didepan Chiao Tung University.Saya rasa tiap stand sudah lebih dulu menerka yang membuat pengunjung tertarik bertandang ke standnya dengan membawa sebanyak mungkin souvenir.Sebuah teknik marketing yang sangat baik, bukan?


National Chiao Tung University
Sebagai orang awam, saya hanya mengenal Taiwan sebatas E-mate, National Tsing Hua University dan beberapa alumni Taiwan yang juga senior saya di kampus. Tiap tahun, kami kedatangan mahasiswa dari Universitas Tsing Hua. Mereka mengajak kami ikut menyukseskan acara mereka yang diberi nama E-mate-sebuah lembaga independen hasil kerjasama dengan Bamboo Community yang bergerak di bidang Voluteerism. Tahun lalu saya juga ikut berpartisipasi menyukseskan acara tersebut. Kami mengajarkan penggunaan sistem operasi berbasis open source kepada siswa-siswi SMA dan guru, di Banda Aceh dan Takengon.

Ketika saya ditugaskan membantu stand National Chiao Tung University, saya merasa harus mencari referensi lebih banyak tentang universitas tersebut. Pada hari-H expo, saya berkenalan dengan Janet, seorang yang bekerja pada divisi International Admissions Office of International Affairs. Ia ramah dan mudah akrab. Saya banyak dibekali informasi tentang Chiao Tung University yang ternyata berdampingan dengan Tsing Hua University di Hsincu, Taipei. Chiao Tung termasuk kedalam top 4 Universitas terbaik di Taiwan. Jika saya boleh mengatakan, Chiao Tung layaknya ITB-nya Indonesia. Dan benar saja, Universitas ini lebih expert di bidang Science dan Teknologi.

Saya rasa tak berlebihan jika dikatakan Taiwan's Top Research University. Beberapa program yang ditawarkan seperti, Electrical and Computer Engineering, Computer Science, Engineering, Science, Biological Science and Technology, Photonics, Management, Humanities and Social Science dan Hakka Studies. Bila dirunut ranking, Chiao Tung masuk kedalam 45th in Engineering and 38th in Computer Science by Shianghai Jiotong University's Academic Ranking of World Universities, 20th in Computer Science by ESI for publications dan 7 depts/institutes accredited by institute of Engineering Education Taiwan (IEET). Seperti layaknya program magister, nilai TOEFL requirement 500 dan IPK 3.0 dengan skala 4. Beasiswa terdiri dari universitas dan beasiswa dari pemerintahan Taiwan. Saya terperangah ketika Janet mengatakan bahwa developer serta founder ACER dan ASUS adalah alumni dari Chiao Tung University. Tiap tahun pengembang dan penemu piranti lunak ini memberikan beasiswa khusus bagi mahasiswa yang berprestasi. Janet juga menjelaskan living cost semasa di Taiwan. Tepatnya di Taipei. Memang agak sedikit mahal karena Taipei merupakan pusat kota. Semuanya dapat dilihat di website resmi Chiao Tung University.

Banyak hal yang Janet kemukakan dan hal ini membuka network baru untuk saya. Hingga saat ini saya masih berkomunikasi dengannya dan semoga suatu saat saya bisa bertandang ke Chiao Tung, melajutkan studi.


English

Saya tidak akan pernah bisa ikut berpartisipasi dalam acara internasional jika saya tidak mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Inti keseluruhan acara adalah bagaimana kita menyampaikan informasi umum dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Saya pribadi sangat senang ketika diajak berpartisipasi dalam sebuah acara karena soft skill yang dimiliki. Jika kita mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, tak hanya pengunjung yang mendapatkan suguhan informasi tapi kita juga larut dalam pertemanan dan network yang luas. Batasan kepala yang dulunya hanya mengenal teman-teman satu domestik kini bertambah dengan teman-teman dari negara lain yang secara bahasa, budaya, dan pemikiran juga beda.

Dalam acara apapun yang bertaraf internasional, Bahasa Inggris mutlak diperlukan. Dan, saya yakin ada banyak mahasiswa yang pintar dalam bahasa inggris namun kurangnya keberanian dan kesempatan untuk berkontribusi, mereka berada dibalik layar. Sederhananya, bahasa adalah sebuah tool untuk berkomunikasi. Jika si pembicara dan pendengar sama-sama mengerti, maka akan terjadi kesinergian atau tau-sama-tau, ngerti-sama-ngerti. Nah, mulai dari sekarang, mulai dari hal yang kecil dan mulai saat ini, mari budayakan bekomunikasi Bahasa Inggris, anywhere, anytime.


nb: PR dari pejabat tinggi KBA(Komisi Beasiswa Aceh)
More...

Author: Ummul Khairi
•Saturday, October 16, 2010

Ketika membaca sebuah note fb milik seorang teman tentang kematian, dia berkata bahwa kematian adalah hal yang paling indah. Tak berlebihan jika ingin disebut sebuah kebahagaian. Aneh. Tapi kemarin ada nuansa yang berbeda hingga saya setuju dengan statementnya. Pukul 13.30 waktu Banda Aceh kemarin, nenek (dari mama) pergi menghadap Rabb. Waktu itu saya masih di kampus, mengerjakan beberapa agenda yang tertunda. Mama menghubungi saya agar segera pulang. Saat itu saya sudah curiga bahwa terjadi sesuatu, dan benar saja, nenek sudah tak bernapas lagi. Sudah lama nenek sakit dan sakitnya tak bisa ditakar dan dinamai karena segala komplikasi bersarang ditubuh ringkihnya. Sudah hampir setahun lalu nenek sakit-sakitan dan sempat dibawa ke Penang juga, tapi mungkin karena usia pula yang menentukan seseorang bisa diklaim sehat atau tidak. Usia nenek 83 tahun. Sudah sangat tua bila dikatakan kuat.

Bila dibandingkan dengan nenek (dari ayah), saya lebih dekat dengan nenek (dari mama). Dari kecil, saya sudah tinggal dirumah nenek. Baru usia sekitar 10 atau 11 tahun saya tinggal dirumah bersama orang tua. Nenek tipikal orang yang cenderung diam tapi jika ia murka ia tak segan berkicau cukup panjang. Masakannya enak dan say suka. Sepeninggal kakek, rumah nenek dihancurkan karena tipe rumah tempo dulu yang mengundang rayap, pun kekokohannya tak menjadi jaminan keselamatan nenek untuk tinggal sendiri. Akhirnya nenek tinggal berpindah-pindah. Kadang Seminggu dirumah saya, seminggu kedepan dirumah anak-anaknya yang lain. Kawasan rumah kami tergolong cukup mudah jika dilalaui dari jarak dekat. Satu kawasan yang menghimpun seluruh keluarga besar saya berada dalam sebuah komplek khusus, gang rahmat.

Jika saya butuh bantuan atau sekedar minta lauk siang, kadang saya kerumah saudara sepupu. Kami dekat jarak dan hubungan kekeluargaan. Bermula dari penghancuran rumahnyalah nenek sering melamun dan masih menganggap bahwa rumahnya masih ada. Padahal rumah itu tinggal puing dan menyisakan sepetak tanah kosong yang cukup luas dan kerap dijadikan arena bermain anak-anak sepulang sekolah karena saking luasnya. Nenek mulai sakit dan tiap sakitnya selalu berubah-ubah tak menentu. Pada awalnya sakitnya tak parah. Hanya Sakit tipe orang yang sudah tua. Keadaan yang lemah, sukar makan, hingga ia sakit peradangan usus yang menyebabkan kondisinya bertambah lemah. Namun saat itu ia masih bisa bercanda dan tertawa. Seiiring berjalan waktu, kondisinya makin memprihatinkan.

Ia lebih banyak meracau sesuatu yang tak jelas. Ia masih membicarakan rumahnya. Ia juga sering menyebut-nyebut anak keduanya yang telah lebih dulu meninggalkannya. Ia juga membicarakan kakek. Jika ia tidur dirumahku, maka bisa dipastikan nenek tidur bersamaku. Waktu tengah malam ia kembali mengigau.Igauannya sungguh menyayat hati dan terkadang ia menangis. Selebihnya ia tidur sepanjang hari. Karena pada pagi harinya rumahku kosong, kami sangat takut nenek sendiri dirumah. Kami menitipkan nenek dirumah saudaraku yang lain.Nenek harus selalu dijaga karena terkadang ia dan khayalannya tak mampu membuat ia bertahan dari satu rumah. Pernah suatu tengah malam, nenek keluar rumah dan ia berjalan disepanjang jalanan. Baru menjelang subuh nenek ditemukan. Pernah pula kami pikir nenek keluar rumah dan kami mencarinya di seluruh komplek perumahan tapi nihil. Baru beberapa jam kemudian kami menemukan nenek didalam lemari pakaian dan lemari es disamping lemari pakaiannya sudah jatuh.

Entah apa yang ia lakukan dan kekuatan dari mana ia bisa menjatuhkan lemari es. Kami tak habis pikir. Hidupnya terus berlanjut dengan khayalan-khayalan yang ia buat sendiri. Kami pernah melihat ia seolah-olah berbicara pada seseorang tapi ketika pintu kamar dibuka tak ada seorangpun didalam kamar.Waktu melewati menit hingga menjelang setahun ia kembali dirawat cukup intensif dirumah keluarga besarku yang lain. Kali ini ia terbaring tak berdaya. Tulang Kakinya patah dan kepalanya mengalami geger otak karena terjatuh dari tempat tidur. Ia tak bisa berjalan lagi. Hidupnya hanya di tempat tidur. Ia hanya bisa makan, minum, tidur dan begitu seterusnya.Ia juga sudah mulai tak bisa berbicara dengan jelas. Kami sangat kesulitan mengartikan tiap gerakan bibirnya. Kondisi kesehatan nenek turun drastis dan ia segera dlarikan kerumah sakit. Dan, Rabb telah menitahkan izrail untuk mengambil kembali ruh yang Ia titipkan ke tubuh nenek.Nenek kembali padaNya sehabis shalat Jumat 15 oktober pukul 13.30 di rumah sakit Harapan Bunda, Banda Aceh.

Saat itu saya lihat kondisi nenek jauh lebih baik dari semasa ia hidup sakit-sakitan dulu.Wajahnya putih bercahaya dan ia lebih tinggi beberapa centi.Saya ikut memberi hak pada nenek, memandikan, mengafankan, menyalatkan dan menguburkan. Ini yang kedua kali saya lakukan dalam hidup. saya sengaja melakukan ini agar saya tau bagaimana ketika dipanggil Tuhan.Dan pada masanya saya pasti akan seperti itu. Saya menyadari satu hal, kebahagiaan itu bukan kita menajadi manusia jika dikelilingi oleh keluarga, bukan pada harta benda tapi orientasi kebahagiaan tertinggi itu hanya ketika kita bertemu Rabb. Bertemu pencipta. Dan rasa sakit yang dulu di dunia akan pupus bersama kebahagiaan ketika melihat wajahNya.Dan, rencana yang paling baik itu telah tertulis di Lauh Mahfuz. Kepergian nenek telah diatur Rabb menjelang seminggu keberangkatan orang tuaku ke tanah suci.Aku bahkan tak dapat membayangkan jika Rabb mengambilnya setelah orang tuaku berangkat.Pasti mama akan sangat sedih karena ia tak bisa mengecup kening nenek untuk terakhir kali, dan lihat sendiri, betapa Rabb Maha Pemurah.Di sela-sela semua miniatur hidup dalam keluarga besarku, aku juga memiliki beban di kepala yang berton-ton beratnya.

Kepala yang membenamkan seluruh perhatianku pada banyak hal.Kepala yang mengendapkan segalanya dan minta ingin dikeluarkan dengan segera. Kepala yang berisi dunia, dunia dan dunia. Aku coba perlahan mengeluarkan isinya satu persatu. Tapi, kemarin saya digerakkan hati dan kepala ini agar menyerahkan segala urusan dunia pada Tuhan karena Ia tau jalan terbaik mesti kita mengaggap paling buruk. Tuhan Maha Adil dan Tuhan akan memberi hadiah pada saat yang paling tepat dalam hidup.
More...

Author: Ummul Khairi
•Friday, October 01, 2010


Suatu senja. Sore hari. Suatu tempat yang pernah kumaknai palsu, dengan penuh rahasia dan semena-mena membuat aku ingin sejauh mungkin dari kota ini. Tapi nyatanya, tak pernah ada yang bisa mengkalkulasikan waktu dan rima hidup. Setidaknya saat itu, kota ini mampu kunamai sebuah kebahagiaan. Jangan kata aku mendamba kebahagiaan melalui tawa lepas, beragam intan pualam, dan semua yang orang lain rasa tapi aku tak rasa. Jangan paksa untuk cinta jika tak cinta. Dan, hal sederhana, akan jelma bahagia jika aku bisa jujur dengan rasa.


Jingga, berpendar-pendar. Dan, elang melayang angkasa. Tempat yang tinggi, agar orang diatas bisa melihat kebawah, orang dibawah bisa merasakan dunia atas. Tak kurasakan lagi gemericik air dibawah karna aku berada di tempat paling tinggi di kotaku. Tau kah kau? Aku terbang. Merasakan sepoi angin menelusuk menembus pori-poriku. Walau tak ada rambat ilalang, tak mengapa, karena rasa telah mampu kunamai bahagia.

Kawan, sederhana bukan? Bahagia tak berteman dengan keangkuhan, tak pula karib dengan kebohongan. Kau melempar cakram, kau berteriak, kau berada di keramaian, kau sendiri, kau menangis, kau mencinta, kau beda dan kau bahagia dengan semua itu, sudah, cukup kau saja.Kau tak kalah dengan dunia menjemukan. Apa yang terlintas sesaat dan melihat seperti tak akan menemukan detik-detik itu lagi, itu bahagia. Sunyi meresapi, merenggang kelelahan, cinta, menggenggam kebanggaan, itu juga bahagia. Orang melihatmu bahagia maka kau bahagia, sudah, cukup itu saja. Sederhana bukan?

Namun kawan, bahagia kusebut dengan, terbang. Tak akan kusudahi rasa cinta ku yang besar pada kesederhanaan makna itu.
More...

Author: Ummul Khairi
•Thursday, September 23, 2010

When the visions around you
Bring tears to your eyes
And all that surround you
Are secrets and lies


Aku sama sekali tak menyanggah jika sekelebat perasaan yang timbul tenggelam menjelma dalam bait-bait seperti itu.Dalam lingkup yang tak cukup dalam, terkadang ada makna abstrak.Tak akan pernah disadari jika benar-benar tak menyatu di dalamnya.Riak-riak antara kebenaran terkadang ditutupi dengan sebuah rahasia dan kebohongan.Aku mengalaminya.

Ah..klasik sekali!lihat lebih dalam, menyatu dan masuklah kedalam pori-porinya.Jalani hidup dengannya dan, beginilah akhir sebenarnya makna sebuah drama.Lebih banyak rahasia, tanpa sopan masuk menelusuk, menyeringai dan meninggalkan.Ini untukmu, teman.Aku kalah dalam 3 tahun silam.

Bangunkan aku kembali, ketika September berakhir dalam Tangan Tuhan...
More...

Author: Ummul Khairi
•Friday, September 03, 2010

Dan, terkadang kepayahan harus juga berakhir dengan kata.Setidaknya hal ini harus ku tulis, agar aku tak lupa bahwa aku pernah didera kepayahan seperti ini.Sedikitpun pagi tadi tak menggetarkan hati.Mencoba tegar tapi hanya berakhir dusta.Ramadhan ini, adalah yang terberat.Ada yang harus kurelakan pergi di oktober ini dan kembali bersama, di Desember mendatang.Yah, mungkin Desember.Segala tanggung jawab kembali membebaniku.Tak tau apakah Rabb percaya aku mampu.Kepercayaan mereka harus kubuktikan di bulan-bulan mendatang.Petikan puisi yang tak asing ini, sama sepertiku..

Kulari ke hutan kemudian teriakku
Kulari ke pantai kemudian menyanyiku
Sepi, sepi dan sendiri aku benci
Aku mau bingar, aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja engkau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai!
Biar mengaduh sampai gaduh!
Aih… ada malaikat menyulam
Jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari ke pantai belok ke hutan…


Dan, aku ingin lari kesini, berada di bawah rok besar nyonya Eiffel


Naik ini



kesini juga



berada disini, di alam..


Dan, terakhir, aku ingin sendiri saja.Butuh waktu berdamai dengan hati.

nb:semua gambar dari sini
More...

Author: Ummul Khairi
•Thursday, August 26, 2010



Lagu di atas cukup aneh di telingaku yang baru cinlok dengan Deutch.Setidaknya 10 hari kedepan akan terus berhubungan dengan bau-bau Deutch.Belajar dengan kondisi yang baru juga sedikitnya kebudayaannya menjadikan hal ini seperti potongan mozaik dalam hidup.Allah memang benar-benar mendekatkan pada hal-hal yang tidak di duga.Dan, hal ini juga menjadi salah satu target dalam hidup.Target tersebut berhasil kucoret dalam daftar mimpi yang aku lupa keberapa.Semoga hal kecil hari ini, bisa menjadi hal besar yang dapat aku wujudkan suatu saat nanti.

Oh ya mengenai lagu itu, bercerita tentang seorang pemalas yang ingin cepat kaya.Seorang yang biasa saja, bukan seorang doctor ataupun professor tapi ingin segalanya.Ingin merampok bank saja tapi ia masih berbaik hati.Terkadang ia ingin jadi seorang popstar.Ia berpikir bagaimana kalau menikahi janda kaya saja agar hidupnya hanya ongkang-ongkang kaki saja,hehe..maunyaa...

Judul lagu ini Millionär, penyanyinya Die Prinzen.Lagu ini saya dapatkan di kelas sebagai bahan listening.Nantilah kapan-kapan aku ceritakan lagi padamu, waktuku sudah tenggat, sudah pukul 5.50 waktu Lab Abel setempat.Sudah waktunya aku pulang, sebentar lagi buka puasa dan air kelapa manis dingin sudah menari-nari di kepala.
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, August 25, 2010

Lots of job, lots of think to do and lots of lazyness.I think i should focusing on those important "spots" right now.I don't know how should begin.Before i tried, i've loose.Oh..Allah, give me strength..too much decided and i must face it gently!

Bismillahirrahmanirrahim...Rabbishrahli sadri wayassirli amri wahlul 'ukdatammilisani yafqahu qauli...
More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, August 23, 2010

baiklah,sekarang aku menyerah..
deru yang menggebu itu sudah bisa kunamai
karena di luar terlalu riuh,dan kadang beginilah cinta dinamakan...
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, August 18, 2010


Hari ini 17-an ya?aih..saya melupakan hal yang satu itu sebagai warga negara indonesia yang baik dan berbudi luhur.Biasanya channel TV sudah semakin marak dengan tayangan ala-ala kemerdekaan.Sebenarnya hal yang menarik tiap tahun adalah upacara kemerdekaan di istana negara.Tidak tertarik pada lagunya,tamu-tamunya atau apapun itu,tapi saya selalu tertarik pada paskibraka.Saya tak bisa membayangkan jika saya salah satu di barisan itu(gak akan mungkin kalee..).Tiap tahun suasananya pasti beda.Beda,beda dan beda.Tahun ini 17-an bertepatan dengan ramadhan.Pengibaran sang saka(apa maksud sang saka,aku pun tak tau)juga unik,di laut,di goa,di udara,di..di..

Di Aceh?hm..sudah banyak yang ditukar dan di rombak.Mari beralih sejenak.Sebenarnya apa makna merdeka di Aceh?bumi ini semakin mengenal anak-anaknya.Sebagian anaknya sudah menikah,sebagian berkuasa menindas saudaranya yang lemah,bagian terkecil adalah anaknya yang telah dijamin suci dan bagian paling besar masih dalam kondisi carut marut.Tiap anak bumi menyimpan ceritanya sendiri.Ketika ia meronta kesakitan,bumi tak dapat menampung semua gejolak.Ia sudah tua.Kadang tiap anak membagi kisahnya pada saudara-saudaranya.Ada yang benar-benar peduli tapi banyak pula yang angkuh.

Pada Indonesia,Aceh tak asing.Karena ia telah lama menangis.Luapan tangisnya paling besar ketika Desember tahun 2004 silam.Kekerasan dan simbahan darah menggerus tiada hentinya,perang,dan..dan..semua yang membuat ia menangis kesakitan menahan sendiri.

Hingga kini,sampai daerahnya tidak lagi disebut Daerah Istimewa Aceh yang mengedepankan syariat,pendidikan,budaya dan adat pun ia tetap bertahan.Rupanya pemimpin kita menganggap ia terlalu istimewa sampai ia memisahkan salah satu bagian Aceh Utara dan Lhoksemawe.Bagaimana bagian lain?tentu masih banyak cerita...

Bagiku yang awam,mungkin merdeka adalah bebas dan tidak kalah.Terlalu banyak wacana dan kebengisan hingga hukum syariat hanya di sebuah kertas saja.Mungkin jika ia jadi pigura telah kusam dan lapuk dimakan usia.

Ada lagu yang sedikit hetrik dan menggelitik
bla..bla..sekali merdeka tetap merdeka
selama hayat masih dikandung badan..bla..bla..

ya..ya..leh peu makna hana teupeu,hayeu sang...LOL

Yasudah..65 tahun itu makin dewasalah engkau(baca:wakil rakyat)
More...

Author: Ummul Khairi
•Wednesday, August 11, 2010


ia adalah perlambangan kesederhanaan dalam berbagai warna
mereka menancapkan tiap warna dalam hidupnya
mereka simbol ketaklukan pada perpaduan rima
ia diam,menjiwai alur nya sendiri
ia senyum,merekah dan tak bersuara
racun jingga telah berkecamuk,semraut pikiran tiada henti berlipat
pikiran mereka digulung
hati berdesir hebat
buncah di dada bertalu-talu
ia diam,diam...
mereka menyusuri koridor warnanya,mereka tercekat karena tak sampai
bilahan warnanya tak dapat ditukar oleh kelinieran palsu
durja..
ia warna,ia beragam,ia satu..
ia penuh dengan kekosongan kecerdasan
tapi ia diam,diam,diam...
mereka terbahak,
ia melirik mereka,
mereka melirik ia,
ia dan mereka menemukan warna
warna yang memiliki rima

yang dirundung rindu.apalah arti 3 tahun itu..
More...

Author: Ummul Khairi
•Saturday, August 07, 2010


Aku berhenti dulu sekarang.Tapi bukan meninggalkanmu,karena tak mampu.Bukan pula mengingkarinya.
Di luar sangat riuh.Begitu banyak kemunafikan.
Namun setia Mu belum juga melepuh.
Aku beruntung..
Rindukah Engkau?
Aku rindu,sangat rindu..
Kenapa hanya 30 hari saja?
Kenapa tak selamanya?
Duhai...Cahaya di atas Cahaya,
Aku rindu,hanya rindu
Aku ingin mendekat,ingin merasakannya kembali
Bawa aku padanya,sebelum matiku..

4 hari menjelang Ramadhan
More...

Author: Ummul Khairi
•Saturday, August 07, 2010



There's no especially rule when i listen the song.Which one is better then i picked it up randomly.Based on my playlist,85% is a western,the others is combine,indo,chinese,japanese,arabic,some turk and one achenese.I trully love a full of meaning song.It have an own inner philosophi inside the words.Beside that,i also love the simple words meaning.It's not really difficult to get it and no need extra dictionary to understood.well,i think Binoculars's song one was of them.It was softly and easy to listen.By the title of "Deep",it can catch your ear...check this out!

So this is what you mean
And this is how you feel
So this is how you see
And this is how you breathe
Sometimes
I know
Sometimes
I go down deep
Oh
So this is what you mean
And this is how you feel
So this how you see
And this is how you breathe
Sometimes
I know
Sometimes
I go down deep
Oh
Beneath the deep blue sea
Touching every breath
All a slight off hand
For everything you left
Sometimes
I know
Sometimes
I go down deep
Oh
Sometimes
I give myself for you
Sometimes
I know down deep

More...

Author: Ummul Khairi
•Monday, August 02, 2010

Sudah dua malam terlewati di rumah sakit ini.Ternyata seperti ini rasanya.Pemindahan
sebagian barang-barang penting dalam sepetak kamar seukuran seperempat kamarku.Sering sekali hal-hal kecil yang terlupa,sisir,handuk,odol juga dedorant.Aku tak keberatan harus bolak-balik antara rumah dan rumah sakit tempatku menginap,asal aku tak mencium bau darah kental saja sudah cukup.Kedatangan tamu adalah sesuatu yang diharapkan sebagai wujud kepedulian dan perbaikan gizi :D ya,kadang buah-buahan yang berplastik-plastik habis dilahap oleh orang yang tidak sakit,sedangkan orang yang sakit hanya bisa pasrah dengan kegetiran lidah melahap apapun.Malang nian.Kedatangan tamu juga terkadang mengganggu privacy,menurutku.Seperti malam tadi.Jika tamu mengganggu acara tidur santai untuk meregangkan otot sejenak adalah hal biasa,namun jika sudah mengganggu hal-hal yang privacy dan sensitif adalah kurang ajar.

Aku kesal jika mereka mengungkit sebuah fakta dengan kenyataan pahit, dan kekurangan
itu sudah mereka tau tapi hanya karena tak ada bahan pembicaraan,moncong mereka berkicau seenak dengkul-jika mereka punya dengkul.Aku sering kali tak paham dengan
maksud mereka mempertanyakan ulang kebenaran atas sebuah kekurangan yang jelas-jelas
telah mereka lihat setiap saat,seumur hayatku.Dan, hal yang paling menggelikan ketika mereka memanas-manasi dengan menambah-nambah cerita.Kupingku panas.Sasaran objek mereka tak lain adalah aku.Aku beringsut dari tidur-tiduran malas-manjaku dan
beranjak ke lantai atas rumah sakit.Rumah sakit ini terdiri dari 4 lantai tapi hanya
tiga lantai yang berfungsi.Sementara kamar rawat adikku yang sakit berada di lantai2
rumah sakit.Aku menyendiri.Lantai 3 yang kunaiki tampak lebih senyap karena pasien hanya segelintir.Lantai 3 juga mempunyai balkon yang terbilang cukup nyaman,setidaknya untuk posisiku menyendiri saat ini.Hanya sesekali lewat kucing kurap berbelang hitam-kepirangan mengeong.Entah apa yang ia rasakan,dari tadi hanya mondar-mandir saja.Agaknya ia kehilangan anak.Tubuh renta kurapannya terlihat semakin kurus.Barangkali terlalu banyak melahirkan.Kasihan ia.

Saat ini hanya ada aku dan angin yang membuatku sedikit kedinginan dan bersin.Hmm,aku mulai menikmati lantai 3 rumah sakit ini.Aku bisa melihat orang-orang
dibawahku.Beberapa kendaraan roda empat mengatur posisinya,sesekali mundur kedepan
atau kebelakang mematuhi suara peluit juru parkir.Di sebelahnya beberapa pemuda tanggung asyik dan masyuk pada sebatang rokok.Sesekali terkekeh pada dua teman lainnya.Entah apa yang mereka obrolkan.Tak kupusingkan.Aku mendesah sedikit panjang dan angin mekin melebarkan desahanku.Syukur tak banyak nyamuk berdenging.Aku kembali mulai memikirkan obrolan tamu tadi.Mereka menyesalkan kenapa adikku sakit.Mereka lebih melihat ia banyak memebantu keluarga.Bukan dalam hal finansial tapi dalam hal kesetiannya memenuhi segala permintaan orang tua dalam transportasi.Ah kawan,sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa aku belum mampu mengendarai motor dan hal ini berbanding terbalik dengan adikku yang bisa mengendarai motor bahkan mobil.Aku benci hal ini terus ditanyakan ulang dan diperbincangkan seperti headline dalam sebuah surat kabar,seperti tahi ayam yang sedang hangat-hangatnya dan seperti tabung gas elpiji yang gemar meledakkan diri akhir-akhir ini.Bukan,bukan aku tak bisa mengendarainya,tapi hanya karena trauma yang tak kunjung hilang 5 tahun silam.Ketika nyaris terjadi tabrakan maut antara aku dan sepupuku.Jika saja Tuhan tak menyelamatkanku dari maut di seputaran simpang 5 yang padat kendaraan itu,kepalaku bisa saja terlepas dari tubuhnya.Aku terlempar beberapa kilo dari motor yang sepupuku kendarai.

Sepupuku?Aku tak ingat.Beruntungnya aku tak perlu tak perlu merasakan kamar operasi
untuk mengangkat darah beku dari tubuh seperti yang dialami sepupuku.Hal yang hampir
serupa terjadi setahun kemudian.Aku terlempar dari motor yang temanku
kendarai.Jalanan aspal yang kasar mendarat halus di kepalaku sehingga mengeluarkan
banyak darah.Sejak hari itu aku benci darah.Aku takut darah yang menggenang dan
kental.Aku takut sekali melihat seseorang berdarah.Kupikir phobia ini hanya
ketakutanku yang berlebihan tapi ternyata kubuktikan ketika aku tes golongan darah
pertama kalinya dalam seumur hidupku dan itu setahun yang lalu.Tes itu dilakukan oleh seorang mahasisiwi kedokteran seumuran jagung yang waktu itu membuka stand Fakultas Kedokteran dalam acara Unsyiah Fair.Hal yang pertama kali kulakukan adalah memberanikan diri.Mengorbankan jari tengah kiriku untuk diambil sampel darahnya dan diteteskan pada kaca preparat.Entah karena perasaan takut atau apa,akhirnya setelah mengucapkan terimakasih pada mahasiswi yang mungkin pertama kali menancapkan jarum kecil ke tanganku sebagai tumbal,maka tiba-tiba ruh ku seakan lepas dari tubuhnya.Aku pitam dan tak tau apa-apa.Untung saja sebelum tubuhku rebah,temanku langsung menangkapku.Mereka panik.Aku melayang.Mahasiswi kedokteran tersebut langsung minta maaf sesaat setelah aku siuman.Minta maaf atas apa?Aku juga tak tau,tapi kuiyakan saja karena kulihat ada sebening embun menggumpal siap turun dari matanya.Ah,sudahlah..perkara darah-mendarahi tak kuhiraukan lagi.

Aku masihh bergelut dengan semua pikiran yang berkelebat.Satu persatu trauma tersebut mulai bermunculan.Aku tak menangis karena tak ada gunanya.Perkara bisa mengendarai motor mungkin hal remeh temeh bagimu kawan tapi tidak bagiku.Aku harus mengalahkan ketakutan 5 tahun silam.Aku bukan tidak berusaha tapi lagi-lagi ketika memegang stang motor saja aku sudah mulai ciut.Lagi pula aku tak mempersoalkan perkara tak bisa membawa motor hingga saat ini.Walau aku harus mengakui,terkadang aku masih bergantung pada orang rumah untuk mengantarku ke tempat-tempat yang tidak dilalui kendaraan umum,selebihnya aku mampu,walau menghabiskan waktu berjam-jam sekalipun.

Aku tak melihat keadaan ini dengan sebelah mata.Aku melihat sisi lain dari keterbatasanku.Masih ada kendaraan umum yang bisa kunaiki.Aku bahkan belajar banyak
hal tentang orang-orang dalam labi-labi*.Aku bisa membaca tabiat kernek labi-labi.Labi-labi dan terminalnya semacam lab perlakuan.Teori-teori yang 3 tahun
terakhir ini kudapatkan dari hasil pengamatanku secara tak sengaja kepada
mereka.Teori tersebut tak akan ada di buku-buku yang kubaca.Teori tersebut adalah
hasil konspirasi alam,pengalaman pribadi dan pengamatan secara berkala dan
komprehensif.Aku bisa menamatkan beberapa halaman buku selama 1 jam dalam labi-
labi,yang hal ini tak dapat kulakukan jika aku mengendarai motor atau di bonceng.Aku
juga bisa berkenalan dengan kakek tua di depan Pizza Hut Banda Aceh,walau sampai
sekarang belum kudapat nama beliau.Aku bisa makan dalam labi-labi jika hal tersebut
tak bisa kulakukan pada waktu biasa jam makan.Terkadang aku mendapatkan inspirasi
dari melihat berbagai karakter orang-orang dalam labi-labi.Hal-hal yang kecil menurutmu kawan tapi bernilai besar bagiku.

Aku tak menganggap keterbatasanku sebagai hal yang patut disesali.Selama aku tak
merepotkan dan mengganggu ketentraman hidup orang lain,aku menganggap hal ini adalah
anugerah dan ibrah dari Nya.Seiring waktu Allah mengajarkanku kesabaran dan aku yakin suatu saat akan berbuah manis.Siapa tau besok aku menikah dengan suami berakhlak mulia dan dengan setia mengantar-jemputku sepenuh cinta nya :D,hehehe..

Angin malam yang dingin terus membuaiku.Kucing kurap pun tak lewat lagi.Beberapa
perawat telah masuk kamar khusus perawat.Hanya ada aku dan cicak di lantai 3.Jam
tanganku telah menunjukkan pukul 23.00-kurangi sendiri 20 menit.Jam tanganku cepat20
menit-aku harus turun ke lantai 2.Berharap keadaan mau berteman denganku lagi.



1 Agustus 2010
Lantai 3,Rumah Sakit Harapan Bunda,Banda Aceh
More...