Author: Ummul Khairi
•Sunday, October 24, 2010


Anonim! Menurut KBBI adalah: (Lat) tidak bertanda tangan; nama anonim, nama samaran; karangan anonim, karangan yang tidak dicantumkan nama pengarangnya; surat anonim, surat buta, surat kaleng. Jika saya disuruh meringkasnya dalam satu kata, maka anonim bernama privacy/keleluasaan pribadi. Saya melihat anonim, terkadang, bernama sebuah batasan yang tidak boleh dilanggar menurut formulasi-formulasi diri yang dibuat sedemikian rupa agar satu batang hidungpun tak boleh ketahuan. Atau, anonim dapat berupa pengaktualisasi diri dalam wujud maya agar pembaca hanya mengenal sosok abstrak melalui suguhan kata. Panjang sekali. Baiklah, cukup saya sebut privacy dan saya yakin ada banyak kepala yang mengiyakan.

Dulu, sempat ada yang tidak setuju dengan being anonim pada status FB saya beberapa bulan silam. Sebagian ada yang rela mengeluarkan pulsa hanya sekedar sms menanyakan kebenaran tersebut. Sebenarnya kebenaran menjaga privacy dengan menjadi seorang anonim tidaklah mutlak. Banyak cara untuk mengubah ke-anoniman seseorang. Saya sendiri, jika ingin anonim di blog, akan saya ringkas perkata seabstrak mungkin karena menyadari apa yang saya tulis menjadi perhatian semua orang termasuk seseorang yang saya tulis dalam kalimat perkalimat tersebut. Saya rasa, terkadang tiap orang butuh menjadi anonim.Butuh untuk tidak berspekulasi dengan keadaan yang menjadi-jadi. Butuh sebuah muara yang luas. Siapapun bisa menerka sedalam apa airnya namun tak mengetahui kemana riaknya.


Ah, saya ingin sedikit berkisah padamu, kawan. Terkadang saya menjadi anonim untuk semua orang dan terkadang untuk seorang saja. Percayakah kau kawan, bahwa diluar sana ada banyak orang yang mengagumimu lewat mana saja hingga bahkan melihat sandalnya saja ia seperti tak lagi berada di dunia. Percayalah! Jika kau masih tak percaya, saya akan memposisikannya pada diri saya sendiri. Saya sudah lama mengagumi tulisan seseorang tapi tak pernah tau siapa penulisnya. Awalnya, saya tidak peduli siapa dirinya, namun kelamaan menurut pengamatan saya, dia adalah orang yang begitu dekat dengan saya. Setidaknya dia berada di lingkungan keseharian. Selang waktu berjalan, rasa penasaran itu tak memudar. Hingga suatu hari, seorang teman berujar dan membujuk saya agar berhenti mencari tau siapa dirinya. Jangankan disuruh hitung banyaknya bintang dilangit, garam dilautan pun saya sambangi demi meretas rasa penasaran.*halah!

Saya semakin tertantang, kawan! Beberapa teman yang memiliki alibi,saya datangi TKPnya.*bah!
Setelah bincang santai singkat dengan mengorek sedikit fakta tentang siapa dirinya dan....catch! I know who really siapa dirinya.*banzaiii
Setelahnya? Saya merenung sendiri. Sungguh. Saya pikir jika dia ingin open tentang siapa dirinya, maka hal itu sudah pasti ia lakukan dari dulu, awal sekali ketika ia muncul. Tapi kenapa pula ia harus mengaburkan jejaknya? Must be have some reason! Saya coba mereka ulang beberapa pembicaraan singkat dengan beberapa alibi. Mereka tau siapa dirinya tapi turut serta meng-anonim-kannya. Mereka hanya ingin menjaga tiap privacy yang ia coba bangun dari awal. Mungkin saja, ia menulis hanya sebagai katarsis. Ia tak ingin ada seorangpun mengenal siapa dirinya. Ia menulis dengan apa yang ia jalani, sederhana, tanpa kerumitan dan padat. Dan, benar saja. Saya, mengenal siapa dirinya hampir 3 tahun silam. Setelahnya apa? Saya tetap menjadi orang normal ketika berbicara dengannya. Cara saya tidak mengganggu privacynya adalah menyimpan fakta dan tidak mengumbar who really siapa dirinya. Dan, hingga saat ini saya masih mengagumi tulisannya yang sederhana. Karena dari awal memang begitu.

Saya juga berpikir, anonimnya seseorang tergantung niat masing-masing. Semisal blog. Dalam blogpun, ada hal-hal yang dianggap terlalu privacy untuk ditulis. Cinta mungkin. Jika pun ingin menulisnya, rangkaian anonim kata bisa mewakili perasaan tersebut. Itu sebuah tulisan, nah kalau keseharian bagaimana? Mudah saja. Terkadang, kita butuh waktu sendiri bukan? Saya rasa sesuai jika mewakilkannya dengan istilah "anonim".

This entry was posted on Sunday, October 24, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 comments:

On October 24, 2010 at 7:58 AM , Nova Miladyarti said...

kalau kak nova mah terang2 aja ai chan.
ini kak nova ya, hehhehe....
wong isi komennya juga gak mengandung unsur HARA kok.(wadow, kok unsur HARA ya???tanaman ya?, hehhehe)

 
On October 26, 2010 at 9:01 AM , Nova Miladyarti said...

ai....ada award untuk blog ai.
silahkan copy gambarnya dari blog kakak yah say..terus pajang diblogmu ini,hehhehehe

 
On October 27, 2010 at 10:07 AM , Ummul Khairi said...

yey..sudah diambil dan dimakan Kak. Aih..renyahnya, thank you ya^^