Sudah dua malam terlewati di rumah sakit ini.Ternyata seperti ini rasanya.Pemindahan
sebagian barang-barang penting dalam sepetak kamar seukuran seperempat kamarku.Sering sekali hal-hal kecil yang terlupa,sisir,handuk,odol juga dedorant.Aku tak keberatan harus bolak-balik antara rumah dan rumah sakit tempatku menginap,asal aku tak mencium bau darah kental saja sudah cukup.Kedatangan tamu adalah sesuatu yang diharapkan sebagai wujud kepedulian dan perbaikan gizi :D ya,kadang buah-buahan yang berplastik-plastik habis dilahap oleh orang yang tidak sakit,sedangkan orang yang sakit hanya bisa pasrah dengan kegetiran lidah melahap apapun.Malang nian.Kedatangan tamu juga terkadang mengganggu privacy,menurutku.Seperti malam tadi.Jika tamu mengganggu acara tidur santai untuk meregangkan otot sejenak adalah hal biasa,namun jika sudah mengganggu hal-hal yang privacy dan sensitif adalah kurang ajar.
Aku kesal jika mereka mengungkit sebuah fakta dengan kenyataan pahit, dan kekurangan
itu sudah mereka tau tapi hanya karena tak ada bahan pembicaraan,moncong mereka berkicau seenak dengkul-jika mereka punya dengkul.Aku sering kali tak paham dengan
maksud mereka mempertanyakan ulang kebenaran atas sebuah kekurangan yang jelas-jelas
telah mereka lihat setiap saat,seumur hayatku.Dan, hal yang paling menggelikan ketika mereka memanas-manasi dengan menambah-nambah cerita.Kupingku panas.Sasaran objek mereka tak lain adalah aku.Aku beringsut dari tidur-tiduran malas-manjaku dan
beranjak ke lantai atas rumah sakit.Rumah sakit ini terdiri dari 4 lantai tapi hanya
tiga lantai yang berfungsi.Sementara kamar rawat adikku yang sakit berada di lantai2
rumah sakit.Aku menyendiri.Lantai 3 yang kunaiki tampak lebih senyap karena pasien hanya segelintir.Lantai 3 juga mempunyai balkon yang terbilang cukup nyaman,setidaknya untuk posisiku menyendiri saat ini.Hanya sesekali lewat kucing kurap berbelang hitam-kepirangan mengeong.Entah apa yang ia rasakan,dari tadi hanya mondar-mandir saja.Agaknya ia kehilangan anak.Tubuh renta kurapannya terlihat semakin kurus.Barangkali terlalu banyak melahirkan.Kasihan ia.
Saat ini hanya ada aku dan angin yang membuatku sedikit kedinginan dan bersin.Hmm,aku mulai menikmati lantai 3 rumah sakit ini.Aku bisa melihat orang-orang
dibawahku.Beberapa kendaraan roda empat mengatur posisinya,sesekali mundur kedepan
atau kebelakang mematuhi suara peluit juru parkir.Di sebelahnya beberapa pemuda tanggung asyik dan masyuk pada sebatang rokok.Sesekali terkekeh pada dua teman lainnya.Entah apa yang mereka obrolkan.Tak kupusingkan.Aku mendesah sedikit panjang dan angin mekin melebarkan desahanku.Syukur tak banyak nyamuk berdenging.Aku kembali mulai memikirkan obrolan tamu tadi.Mereka menyesalkan kenapa adikku sakit.Mereka lebih melihat ia banyak memebantu keluarga.Bukan dalam hal finansial tapi dalam hal kesetiannya memenuhi segala permintaan orang tua dalam transportasi.Ah kawan,sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa aku belum mampu mengendarai motor dan hal ini berbanding terbalik dengan adikku yang bisa mengendarai motor bahkan mobil.Aku benci hal ini terus ditanyakan ulang dan diperbincangkan seperti headline dalam sebuah surat kabar,seperti tahi ayam yang sedang hangat-hangatnya dan seperti tabung gas elpiji yang gemar meledakkan diri akhir-akhir ini.Bukan,bukan aku tak bisa mengendarainya,tapi hanya karena trauma yang tak kunjung hilang 5 tahun silam.Ketika nyaris terjadi tabrakan maut antara aku dan sepupuku.Jika saja Tuhan tak menyelamatkanku dari maut di seputaran simpang 5 yang padat kendaraan itu,kepalaku bisa saja terlepas dari tubuhnya.Aku terlempar beberapa kilo dari motor yang sepupuku kendarai.
Sepupuku?Aku tak ingat.Beruntungnya aku tak perlu tak perlu merasakan kamar operasi
untuk mengangkat darah beku dari tubuh seperti yang dialami sepupuku.Hal yang hampir
serupa terjadi setahun kemudian.Aku terlempar dari motor yang temanku
kendarai.Jalanan aspal yang kasar mendarat halus di kepalaku sehingga mengeluarkan
banyak darah.Sejak hari itu aku benci darah.Aku takut darah yang menggenang dan
kental.Aku takut sekali melihat seseorang berdarah.Kupikir phobia ini hanya
ketakutanku yang berlebihan tapi ternyata kubuktikan ketika aku tes golongan darah
pertama kalinya dalam seumur hidupku dan itu setahun yang lalu.Tes itu dilakukan oleh seorang mahasisiwi kedokteran seumuran jagung yang waktu itu membuka stand Fakultas Kedokteran dalam acara Unsyiah Fair.Hal yang pertama kali kulakukan adalah memberanikan diri.Mengorbankan jari tengah kiriku untuk diambil sampel darahnya dan diteteskan pada kaca preparat.Entah karena perasaan takut atau apa,akhirnya setelah mengucapkan terimakasih pada mahasiswi yang mungkin pertama kali menancapkan jarum kecil ke tanganku sebagai tumbal,maka tiba-tiba ruh ku seakan lepas dari tubuhnya.Aku pitam dan tak tau apa-apa.Untung saja sebelum tubuhku rebah,temanku langsung menangkapku.Mereka panik.Aku melayang.Mahasiswi kedokteran tersebut langsung minta maaf sesaat setelah aku siuman.Minta maaf atas apa?Aku juga tak tau,tapi kuiyakan saja karena kulihat ada sebening embun menggumpal siap turun dari matanya.Ah,sudahlah..perkara darah-mendarahi tak kuhiraukan lagi.
Aku masihh bergelut dengan semua pikiran yang berkelebat.Satu persatu trauma tersebut mulai bermunculan.Aku tak menangis karena tak ada gunanya.Perkara bisa mengendarai motor mungkin hal remeh temeh bagimu kawan tapi tidak bagiku.Aku harus mengalahkan ketakutan 5 tahun silam.Aku bukan tidak berusaha tapi lagi-lagi ketika memegang stang motor saja aku sudah mulai ciut.Lagi pula aku tak mempersoalkan perkara tak bisa membawa motor hingga saat ini.Walau aku harus mengakui,terkadang aku masih bergantung pada orang rumah untuk mengantarku ke tempat-tempat yang tidak dilalui kendaraan umum,selebihnya aku mampu,walau menghabiskan waktu berjam-jam sekalipun.
Aku tak melihat keadaan ini dengan sebelah mata.Aku melihat sisi lain dari keterbatasanku.Masih ada kendaraan umum yang bisa kunaiki.Aku bahkan belajar banyak
hal tentang orang-orang dalam labi-labi*.Aku bisa membaca tabiat kernek labi-labi.Labi-labi dan terminalnya semacam lab perlakuan.Teori-teori yang 3 tahun
terakhir ini kudapatkan dari hasil pengamatanku secara tak sengaja kepada
mereka.Teori tersebut tak akan ada di buku-buku yang kubaca.Teori tersebut adalah
hasil konspirasi alam,pengalaman pribadi dan pengamatan secara berkala dan
komprehensif.Aku bisa menamatkan beberapa halaman buku selama 1 jam dalam labi-
labi,yang hal ini tak dapat kulakukan jika aku mengendarai motor atau di bonceng.Aku
juga bisa berkenalan dengan kakek tua di depan Pizza Hut Banda Aceh,walau sampai
sekarang belum kudapat nama beliau.Aku bisa makan dalam labi-labi jika hal tersebut
tak bisa kulakukan pada waktu biasa jam makan.Terkadang aku mendapatkan inspirasi
dari melihat berbagai karakter orang-orang dalam labi-labi.Hal-hal yang kecil menurutmu kawan tapi bernilai besar bagiku.
Aku tak menganggap keterbatasanku sebagai hal yang patut disesali.Selama aku tak
merepotkan dan mengganggu ketentraman hidup orang lain,aku menganggap hal ini adalah
anugerah dan ibrah dari Nya.Seiring waktu Allah mengajarkanku kesabaran dan aku yakin suatu saat akan berbuah manis.Siapa tau besok aku menikah dengan suami berakhlak mulia dan dengan setia mengantar-jemputku sepenuh cinta nya :D,hehehe..
Angin malam yang dingin terus membuaiku.Kucing kurap pun tak lewat lagi.Beberapa
perawat telah masuk kamar khusus perawat.Hanya ada aku dan cicak di lantai 3.Jam
tanganku telah menunjukkan pukul 23.00-kurangi sendiri 20 menit.Jam tanganku cepat20
menit-aku harus turun ke lantai 2.Berharap keadaan mau berteman denganku lagi.
1 Agustus 2010
Lantai 3,Rumah Sakit Harapan Bunda,Banda Aceh
•Monday, August 02, 2010
Ai De Life,
Mozaik
|
This entry was posted on Monday, August 02, 2010 and is filed under
Ai De Life
,
Mozaik
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
5 comments:
terima kasih,untuk beberapa sms yang menanyakan kesehatan saya-walau bukan saya yang sakit-kalian teman terindah dalam hidupku^^
jadi siapa yang sakit ai???
"Sementara kamar rawat adikku yang sakit berada di lantai2 rumah sakit"
line 21 :D
sebentar..sebentar..ini kak lia kan?mutarabbi nya kak ina kan?*curious
ohohoho..
:D
semoga cepat sembuh ya adeknya...
;)
Alhamdulillah udah sembuh kak...
pertanyaannya gak di jawab >_<
oya,see you on seminar kepenulisan lagi ya kak,banyak hal yang pingin ditanyakan*a lots of hopping..