•Thursday, February 24, 2011
Rasional adalah sebuah kenyataan yang selalu (bisa) masuk kedalam kepala, sedemikian sehingga jika pola penyusunan kata menyerap acakan penalaran makna, tetap saja bisa diterima dengan akal sehat. Rasional seperti logika matematika, jika kenyataan tidak berkata benar maka keyataannya adalah salah, sebaliknya, jika kenyataan berkata salah maka kenyataannya adalah benar. Rasional seperti biner, 0 atau 1. Lelaki berpikir dengan akal. Pikirannya rasional, maka lelaki berpikir secara rasional.
Mozaik,
Poke,
Refleksi,
Science,
Sembarang Acak
|
10 comments:
Kedengarannya seperti ketidak cocokan antara cara berpikir seorang laki-laki dengan wanita, saya menangkap, kalau lelaki itu lebih cenderung rasional ketimbang lawan jenisnya, tapi sebenarnya, pada kenyataannya, si lelaki juga merasakan perasaan yang sama seperti si perempuan, cuma kadang lelaki lebih memilih posisi aman dengan dalih rasionalitas ketimbang mengungkapkan perasaannya secara langsung.
Padahal, IMO, kebanyakan perempuan memerlukan kepastian, sedangkan laki-laki lebih suka memendama kepastian, dengan mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin data ttg si perempuan untuk kemudian berpikir rasional.
*wedewww... ngomoong apa saya ini, sepertinya saya sedang dalam pengaruh kafein, harap dimaklumi*
Laki-laki berfikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan LOGIKA sedangkan perempuan berfikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan EMOSI :D
Laki-laki cenderung lebih baik mengerjakan hal-hal yang sifatnya lebih bermain logika dan fokusnya terbatas, seperti matematika.
Sedangkan perempuan justru lebih baik dalam mengintegrasikan dan menyampurkan berbagai macam informasi,seperti kemampuan berbahasa
*betul tidak ya ?? :D
ngga semua cowok kok berpikir rasional. tp kebanyakan sih iya
biasanya se gitu. hehe
@Tuan Adan: apa itu berarti seorang lelaki mencoba merasionalkan sebuah alasan?
"kebanyakan perempuan memerlukan kepastian, sedangkan laki-laki lebih suka memendama kepastian, dengan mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin data ttg si perempuan untuk kemudian berpikir rasional."
SAYA SUKA SEKALI STATEMENT INI!
@Hadinux: sebenarnya dalam hal ini, seperti apapun lelaki dan wanita punya siklus hidup yang berbeda. Menyelesaikan masalah, menekankan suatu masalah dan memecahkannya juga berbeda dari wanita, tapi tetap dalam hal ini tidak bermaksud untuk membeda-bedakan. Saya tidak terlalu tau tentang persenan dan angka-angka itu. Karena terkadang angka-angka itu bisa berbalik sesuai kondisi yang dihadapi.
@Meutia:memang tidak semuanya dan selamanya seperti itu. Itulah kenapa saya memakai kata "atau" bukan "dan" sebagai penyetara makna
@kira: se-G.I.T.U? :-?
Maskulinitas memang seperti itu. Seperti logika biner yang 0-1, kalau bukan "ya" berarti "tidak", begitu juga kebalikannya :). Kesalahan kamum maskulin adalah, karena mereka berusaha untuk melogikakan setiap hal yang mereka temui, termasuk perasaan feminisme yang dimiliki oleh perempuan.
Jika dipaksakan untuk diluruskan, maka dia akan bengkok. Dan jika dibiarkan, maka akan bertambah bengkok. Sang Rasul sudah beribu tahun lalu memberika klu akan kiat-kiat dalam hal ini.
tidakpun lelaki, setiap orang pasti pernah merasionalkan alasan. Tapi saya teringat juga ini, terkadang lelaki melogikakan perasaan feminisme, mungkin itu juga salah satu alasan kenapa komunikasi dua arah sering berbeda. Hm, menarik!
masalah tulang bengkok itu saya punya penilaian sendiri dan bisa membuktikan dari Kalam Tuhan bahwa Adam dan Hawa dicipta dari yang satu. Saya lupa yang satu itu apa. Jika ada kesempatan, mungkin saya akan membahas hal ini lebih jauh.