Sudah hampir seminggu lebih saya tidak bersih-bersih rumah. Banyak properti yang menggunung untuk dipindai. Well, saya harus puas dengan mengatakan kondisi saya unwell. Agaknya resolusi tahun ini harus dibuat senyata mungkin. Beberapa hari lalu, kondisi terakhir benar-benar menunjukkan angka nyata. Sebuah kertas diagnosa lab men-sah-kan 89 sebagai check up trombosit terakhir saya. Sebuah kondisi dengan gejala demam tinggi dan gigil sekujur tubuh. Saya harus dirawat di ruang putih, berselang infus dan tidak mengerjakan apapun. Kondisi terakhir dengan tidak mengerjakan apapun membuat saya merutuk diri dalam-dalam. Di ruang putih, saya hanya membawa 2 buah buku agenda, sebuah pena dan sebuah mushaf Al-Quran. Pada saat dirawat, banyak sekali agenda-agenda yang menumpuk. Salah satunya acara besar English Club yang saya ketuai. Akhirnya harus multitasking hanya dengan sebelah tangan. Agaknya saya harus lebih lama menelan kenyataan pahit dengan mengkonsumsi pil-pil pahit tiga kali sehari. Tubuh serasa mati kaku. Menjelang pulang, angka trombosit naik menjadi 160. Naik 10 untuk kondisi trombosit normal seorang manusia. Alhamdulillah. Tubuh saya harus menampung lebih banyak air mineral dan istirahat yang cukup. Nah, inilah resolusi tahun 2011 yang saya sahkan dan menjadi resolusi seumur hidup. Kesehatan mahal sekali, kawan!
Saya kembali. Kembali menulis, kembali membaca, kembali merenung, kembali bertanya, kembali berjalan dan kembali membulatkan tekad. Saya termasuk orang yang sangat yakin, apa yang terkonsep di kepala dan terlintas walau sedikit, pasti hal itu akan terjadi. Sekalipun saya tidak mengusahakannya. Saya pernah selintas pikir ingin memiliki laptop, motor, modem ataupun saya ingin berada pada tempat yang belum pernah saya singgahi, berjalan mencari sudut-sudut terkecil kota, menangis pada tempat yang paling tinggi atau barangkali ingin mencintai kembali, ingin merasakan rindu ketika orang tua jauh, ingin mandiri mengurus diri, ingin memaki keadaan sosial, ingin menemukan hal baru sekalipun dari sampah, ingin dibukakan suatu rahasia, ingin Tuhan menunjukkan orang-orang terpilih dalam hidup, ingin berada pada tempat dimana orang lain tak mengenal, ingin berada di dunia yang asing dengan orang-orang asing, ingin bekerjasama mewujudkan hal-hal kreatif untuk menunjukkan bumi Aceh pada yang lain. Semua adalah hal yang pernah terlintas saja di kepala tanpa pernah ada cela sedikitpun. Saya punya sebuah keyakinan, sekecil apapun yang terlintas di kepala adalah hal yang telah diperlihatkan Tuhan untuk terjadi di waktu dekat atau di masa yang akan datang. Itulah kenapa Ayat pertama Iqra, dan maknanya luas sekali. Itulah kenapa pikiran harus selalu positif, agar kita tau suatu saat pikiran positif selalu berguna untuk kita di masa yang akan datang.
Tentang sakit ini? Ya, saya sudah mempersiapkannya. Saya sudah pernah berpikir tentang ruang putih, tentang berselang infus dan tentang tidak mengerjakan apapun. Mungkin itulah kenapa saat kondisi yang mengharuskan saya terlihat lemah tapi saya masih kuat untuk bicara, untuk berjalan, untuk menulis agenda dan mereguk beberapa pelajaran hidup penting. Saya sudah siap dan saya mempersiapkannya. Ini hadiah dari Tuhan, saya harus simpan di rumah ini. Sebagai daya untuk melawan lupa.
Saya sakit, sehat, semua adalah aturan Tuhan. Yang harus saya lakukan saat ini adalah menjaga pemberianNya. Menjaganya sebagai bentuk kesyukuran. Bukan tubuh dan hanya indera lain sebagai anugrah Tuhan saja. Tapi juga orang tua, keluarga dan teman-teman. Orang tua dan keluarga adalah segalanya. Mereka sama sekali tak pantas untuk disebut orang lain. Mereka adalah orang-orang dalam lingkaran yang paling dekat dengan hati. Sedangkan teman-teman, adalah mereka yang bisa dinilai. Teman-teman selama saya sakit dan senang, mereka punya nilai masing-masing. Nilai itu berupa mereka yang tetap tinggal dan mereka yang pergi. Saya bersyukur, Tuhan benar-benar menunjukkan teman-teman yang nyata dan teman-teman yang tinggal sebentar untuk selintas masuk, lalu pergi.
Oh ya, ada award lagi dari kak nova. Saya mendapatkannya indirectly dari sini
Ah..Tuhan, saya menyenangi caramu mengajari. Meski harus ada ronta hingga relung ini basah oleh hal-hal paling bodoh, namun hadiah terindah itu tetap tidak bisa ditukar dalam bentuk apapun. Suatu hari, akan ada catatan baru untuk mengganti segala yang hilang dengan satu yang baku.
•Saturday, January 22, 2011
Ai De Life,
Mozaik,
Refleksi
|
This entry was posted on Saturday, January 22, 2011 and is filed under
Ai De Life
,
Mozaik
,
Refleksi
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
6 comments:
well,sakit adalah cara Allah mengampunkan dosa2. jangan sampe sakit lagi ya :)
benar mba, sakit adalah cara Allah menggugurkan dosa. Eh, saya tidak bisa menuntut untuk tidak sakit lagi. Hal yang terbaik yang bisa saya lakukan adalah menjaga kesehatan :)
ok ai.jaga kesehatan ya:)
semoga lekas sembuh kak, semangat ya :D
wah, mantap... multitasking di ruang opname :)
semoga cepat pulih. aamiin
Well, saya juga harus puas dengan mengatakan padamu bahwa kondisi saya saat ini unwell hihiii...
Salam semangat, Sahabat! :)
@k'nova dan iamz: amin..terima kasih ya, you too, jaga kesehatan juga :D
@dedi:lagi unwell ya mas? duh, semoga lekas sehat juga ya :)