Saya yakin. Semua orang mampu memprediksi setiap angka-angka kehidupan yang akan datang melalui sebuah resolusi. Cukup terlambat tidak ya untuk berbicara resolusi pada hari ini? Biarlah. Sebenarnya resolusi adalah prioritas. Bagian mana yang harus didahulukan biasannya terletak pada awal baris. Kalau ingin sedikit berjalan kedepan, ketika seluruh resolusi ditarik garis lurus, kemungkinan besar titik-titik yang terbentuk akan menjadi kurva dengan garis linier. Setiap masalah dan solusi memiliki satu variabel yang sama. Selebihnya, hanya tinggal dikuadratkan saja semua agar menjadi berlipat-lipat. Sedemikian sehingga, angka-angka tersebut hanya acuan. Hanya model. Nilai eror sulit sekali diprediksi hingga detail sampai nilai terkecil. Agaknya, kepala kita terlalu berat untuk menerima sebuah kegagalan yang diprediksi baik. Sehingga terlalu lupa pula untuk menambah total actions dalam bilangan terakhir angka kita.
Sisi lainnya adalah, hal-hal yang belum sempat terjawab masih menguap di kepala. Saya belum terlalu tertarik menulis baku cakupan satu tahun kedepan. Masih ada hal serupa yang belum sempat disahkan sebagai kelulusan dari pencapaian tersebut. Waktu yang didepan ingin saya ajak menjadi kerabat. Ingin mencoba memberi ruang pada waktu dengan sedikit jeda. Bukan untuk bersantai. Bukan pula untuk menunda. Tapi, mengerjakan setiap lembar jawaban beban dari hal paling kecil yang luput dari fungsi telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan. Semoga waktu ingin sebentar mundur kebelakang. Tentu, bukan untuk terus mundur, tapi mengajaknya memfungsikan anugrah Tuhan tadi.
Masih banyak pertanyaan dalam tempurung kepala yang belum terjawab. Lembar pergantian tahun lalu, saya diserbu ribuan gema. Gema itu keluar membentuk banyak lipatan pertanyaan yang benar-benar menyudutkan hingga mata masih terjaga sampai dentang 4. Lalu saya hanya bisa menangis. Saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. banyak sekali bayangan silam muncul sekelebat. Tapi tak pernah satupun terkunci mati. Beberapa pertanyaan itu saya tekan bulat-bulat menjadi pernyataan acak yang entah dari mana muasalnya.
1. Hanya karena masalah kecil dan tidak sepaham, seseorang bisa menjadi tolol satu dunia!
2. Tuhan menunjukan kekuatan dan kelemahan seseorang melalui orang-orang yang masuk dalam hidupnya. Dan, terkadang seseorang ditunjukan apa sebenarnya keinginan yang belum bisa dibakukan dalam sebuah bahasa melalui orang-orang yang pernah dekat dengannya.
3. Pada waktunya seorang lelaki harus tidak berada pada kota yang sama untuk mengambil sebagian potongan mozaik dalam hidupnya.
4. Tuhan menunda doa seorang durja karena Tuhan tidak pernah mengenalnya.
5. Ada bagian dalam hidup yang diberi Tuhan secara gratis sejauh fungsi organ-organ memfungsikan dirinya.
6. Wanita tidak pintar merawat motor.Hm?
7. Seorang sahabat tidak perlu mempunyai alasan untuk bertemu, berbagi dan mengucapkan terima kasih.
8. Tuhan tidak memberi jawaban dalam kata. Tuhan memberi jawaban dalam bahasa.
9. Karena bunda adalah wanita, maka tangisnya bernama wanita.
Pernah berpikir tentang cinta? Lebarkan sejenak maknanya, kawan. Coba tuliskan siapa orang-orang yang benar-benar masuk dalam ruang bernama hati. Bagaimana ia sekarang? pulihkan pelik dalam kepala jika menulis namanya? Jika pun tidak, ia adalah orang-orang yang digariskan Tuhan untuk menjadi bagian dalam titian perjalanan. Banyak yang akan pergi dan banyak yang tetap tinggal. Hanya saja, mereka berada pada ruang-ruang berbeda sesuai dengan keunikan kunci tiap ruang.
Jika ada satu yang terlewatkan untuk menjadi hal baku dan harus saya lakukan kedepan adalah tidur di awal waktu. Artinya saya harus mengurangi aktifitas malam di depan kotak persegi lipat alias laptop. Semakin malam saya lewati bersamanya, semakin mata tak ingin berteman mimpi, semakin nyeri kepala dan tungkai dilumat angin malam. Saya sama sekali tak kebal dingin dan gampang sakit jika terlalu mem-force-kan diri. Padahal agenda cukup padat esoknya. Sudah banyak sekali teman-teman menganggap aktifitas ini adalah bergadang. Padahal sungguh, otak saya benar-benar bisa bekerja diwaktu malam. Dan, semoga saya bisa tidur di awal waktu tidak lebih dari pukul 12 tepat.
Dan, pernahkah selintas pikir, bahwa di setiap satu sudut dunia ada orang-orang mencintaimu lebih dari dirinya sendiri dan bahwa di setiap satu sudut dunia ada orang-orang yang membencimu lebih dari dirinya sendiri. Ada orang-orang yang pernah mencintaimu pada akhirnya membencimu, sebaliknya, orang-orang yang pernah membencimu pada akhirnya mencintaimu. Serta, orang-orang yang tak pernah kau kenal ternyata mencintamu dari dekat dan orang-orang yang kau harap balik cintanya dari jauh ternyata membencimu. Terakhir, pada satu sembarang acak, ada segelintir orang-orang yang tak pernah kau kenal dan dia tak mengenalmu untuk dikumpulkan menjadi satu dikemudian hari.
•Wednesday, January 12, 2011
This entry was posted on Wednesday, January 12, 2011 and is filed under
Ai De Life
,
Friends
,
Garbage
,
Mozaik
,
Refleksi
,
Sembarang Acak
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
20 comments:
Saya tidak melihat ada sembilan sembarang acak, tapi ada lebih dari sembilang sembarang acak, dan memasuki minggu kedua awal tahun ini, saya pikir masil belum terlambat untuk membuat resolusi, saya bahkan sampai hari ini belum ada resolusi *poor me*, karena sekarang ini yang saya butuhkan bukan resolutions but directions dan sesuatu yang seperti itu.
Dan hei itu poin ke-enam??? Saya tidak bisa setuju dengan poin itu, kalau boleh disurah satu persatu, mungkin komentar saya tentang tulisan sembilan sembarang acak ini, bisa sy jadikan satu postingan sendiri.
Dan lagi, IMO, pada kenyataannya, hidup tidak selalu linier, karena, still IMO, ada banyak probabilitas di sana, pada satu titik tertentu hidup justru cenderung chaos.
Di akhir komentar saya yang tidak seberapa ini, saya ingin berbagi apa kata orang, konon katanya, kita cuma punya kontrol terhadap 3 hal, terhadap apa yang akan kita lakukan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang akan kita baca.
CMIIW
Iyakah tidak sembilan?*hitung ulang* mungkin dari resolutions kita bisa dapat banyak directions. Saya sering seperti itu. Saya memulainya dengan menulis dan menanamkan di alam bawah sadar.
Saya juga ragu menulis poin ke-enam itu. Adik laki2 saya yang bilang sendiri seperti itu. Saya ragu juga ketika ada kata2 "wanita" dalam kalimatnya. Well, saya rasa pantas juga masuk dalam sembarang pikiran acak. Oh ya, saya tunggu tulisan sembarang acaknya ya^^
Benar, hidup memang tidak linier sama sekali. Tapi tiba2 saja pikiran saya ingin menulis hidup seperti variabel x. Sebenarnya garis kehidupan hanya berjalan terus kedepan, hanya masalah2nya saja semakin bertambah seiring lulus atau tidaknya seseorang pada masalah sebelumnya. Hal ini sama seperti Rasulullah melukis garis membentuk empat persegi panjang. Kemudian meletakkan sebuah garis ditengahnya sampai keluar. Lalu, menggambar beberapa garis kecil melintang dari garis tengah kebawah. Seperti itu Rasul menggambarkan manusia. Kotak empat persegi panjang adalah ajal. Garis tengah yang keluar adalah angan2. Garis-garis kecil adalah rintangan. Jika seorang manusia lolos dari satu akan datang yang lainnya hingga manusia menemui ajalnya(H.R Bukhari). Seperti variabel x tadi, jika dikuadratkan, berapapun angka yang dimasukkan dalam variabel tersebut, pasti angkanya semakin besar. Dan benar, angka-angka kehidupan hanya acuan karena ada banyak probabilitas yang digaris-sah-kan Tuhan walau kita sudah membuat rencana-rencana*haduh..saya ngomong apa ini!sama sekali tidak bermaksud mengkotak-kotakan hidup dalam range interval. Maafkan*
*mencoba sejenak merenung atas komentar terakhir*hey..boleh tidak meringkasnya menjadi:tidak pernah mengizinkan diri sendiri dipengaruhi oleh unsur diluar diri,oleh siapapun dan suasana bagaimanapun karena yang berkuasa atas diri adalah diri sendiri.
CMIIW
entah mengapa, gw suka postingan ini..:) begitu mendalam. kalau dicermati, sebenarnya simpel dan sederhana sekali. sangat sederhana.
point ke delapan: Tuhan tidak memberi jawaban dalam kata. Tuhan memberi jawaban dalam bahasa.
hanya menambhakan, Tuhan juga tidak memberikan apa yang kita mau, tapi Tuhan memberikan jalan untuk mendapatkan apa yang kita mau..:)
Pada waktunya seorang lelaki harus tidak berada pada kota yang sama untuk mengambil sebagian potongan mozaik dalam hidupnya....
aih ya... coba mau ngebuktiin :)
masalah kenapa timbul pertanyaan acak? :D
tambahan bg Aulia :),
dan kenapa sembarang acaknya cuma sembilan ? hehe :D
:-)
like it...
Jika pun tidak, ia adalah orang-orang yang digariskan Tuhan untuk menjadi bagian dalam titian perjalanan. Banyak yang akan pergi dan banyak yang tetap tinggal. Hanya saja, mereka berada pada ruang-ruang berbeda sesuai dengan keunikan kunci tiap ruang.
dalem bgt mbaa...memang seseorang yg pernah dkat dgn qta psti ada ruang tersendiri di hati dan yakin ruang itu tdklah sama setiap orannya :)
saya membuat 100 bilangan, tapi tidak ada satupun yang menjelma fakta!
Selamat bermain dengan sembilan angka ini.
Engkau pasti bisa, Ayi!
^^
ah, tentang tulisanmu, aku suka
meski sering harus berkerut untuk memahaminya. hehehe...
@adi chimenk:saya juga suka tambahannya mas,begitu sederhana dan mengena :)
@dhedi:beneran ini lho mas, saya banyak terinspirasi dari beberapa teman-teman saya.
ayi....cepat sembuh ya:)
*bodo amat ga nyambung,hehhe:p
@aulia:hm, sebenarnya masih banyak sembarang acak yg lain dan why?karena sembilan ini adalah pertanyaan2 yang saya tekan bulat2 menjadi pernyataan acak, jadi berpotensi benar-salah.
@iamz:kenapa sembilan?karena belum sebelas, seribu, sejuta, se..
@kira: thank's kira :)
@mba dewi: setiap orang pasti beda2 penempatan ruangnya karena kunci dari tiap ruang adalah unik
@adee:engkau pasti bisa? itu bukan bagian dari resolusi, De.
@k'nova:thank you kak nov, makasih kunjungannya dan doanya^^
silahkan dicek, yang ditunggu sudah terposting..:)
tidak, saya menyatakan engkau pasti bisa memahaminya, Yi;) engkau akan menemukan jawabannya, atau tidak. Tapi engkau akan bs memahaminya
@adi chimenk:iya mas, saya sudah ke TKP :)
@ade: ah..ade, benar sekali. Saya mencoba memahaminya dan tentang jawaban, hanya masalah waktu^^
pernahkah selintas pikir, bahwa di setiap satu sudut dunia ada orang-orang mencintaimu lebih dari dirinya sendiri ?
adakah?? nice post...